Gagal Ginjal Akut

Yusuf Ungkap Kronologi Anaknya Meninggal karena Gagal Ginjal Akut: Awalnya Demam, Sebelumnya Sehat

ET mulai demam pada 17 September 2022. Yusuf mengira putri kecilnya itu demam biasa, ternyata ET mengalami gejala awal gagal ginjal.

Editor: Irsan Yamananda
(Istimewa Via Tribunnews)
Ilustrasi - ET mulai demam pada 17 September 2022. Yusuf mengira putri kecilnya itu demam biasa, ternyata ET mengalami gejala awal gagal ginjal. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Kasus gagal ginjal akut pada anak terus meresahkan masyarakat.

Pasalnya, penyakit gagal ginjal tersebut telah membuat 133 anak meninggal dunia.

Kementerian Kesehatan melaporkan sebanyak 241 anak-anak mengalami gagal ginjal atau misterius akut per Jumat (21/10/2022) kemarin.

Salah satu korban meninggal dunia adalah seorang bayi berusia 7 bulan berinisial ET.

ET diketahui  merupakan warga asal Kapanewon Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta.

Bayi berjenis kelamin perempuan itu menghembuskan napas terakhirnya pada 25 September 2022.

Ayah ET, Yusuf Maulana (44), mengungkapkan kronologi saat buah hatinya mengidap penyakit tersebut.

Menurutnya, ET pertama kali mengalami demam pada 17 September 2022.

Yusuf mengira anaknya hanya mengalami demam biasa, pasalnya sebelumnya sang buah hati masih sehat-sehat saja.

Sayangnya, kondisi ET justru semakin parah.

Baca juga: Berikut Tanda-tanda Gangguan Ginjal pada Anak, Orangtua Wajib Perhatikan Ini

Demam semakin meningkat ditambah dengan kejang-kejang.

"Anak kami hanya mencret hari Senin (19/09/2022) jam 3 sore kali pertama dikasih susu formula," kata Yusuf, dikutip dari Kompas.com.

Yusuf kemudian membawa ET ke klinik dan selanjutnya dirujuk ke PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman.

Namun karena kondisi tidak kunjung membaik, ET kembali di rujuk ke RSUP Dr Sardjito pada 20 September 2022.

Yusuf lalu diberi tahu dokter jika fungsi organ putrinya menurun.

"Anak saya paru dulu, tapi sisanya kena semua, liver, saraf, dan pastinya ginjal. Dokter lumayan kooperatif saat menangani anak saya."

"Dokternya ada dokter saraf, dokter organ dalam, dokter anak," urai Yusuf.

Singkat cerita, ET dinyatakan meninggal pada 25 September 2022 karena kondisinya drop hanya dalam hitungan jam.

Tim dokter mendiagnosa ET menderita penyakitnya acute kidney injury (AKI) atau gagal ginjal akut.

Diagnosa ini membuat Yusuf keheranan karena selama ini sang anak tidak mengkonsumsi obat sirup.

Baca juga: Ini Daftar Sirop yang Ditarik BPOM dari Peredaran, Buntut Fenomena Gangguan Ginjal pada Anak

"Ibunya saja yang kalau dikaitkan parasetamolnya berupa tablet. Itu pun juga sebelum tanggal 16 September. Obat-obatan tidak pernah."

"Riwayat keluarga besar kami alhamdulillah bagus tidak ada penyakit ginjal dan sebagainya. Dan dokter menyatakan secara fair ini misterius," kata Yusuf.

Pemerintah pun mulai bergerak mencari penyebab gangguan ginjal pada anak dan merumuskan solusinya.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah telah mengetahui penyebab munculnya fenomena gangguan ginjal pada anak yang belakangan terjadi.

Baca juga: Ini Daftar Sirop yang Ditarik BPOM dari Peredaran, Buntut Fenomena Gangguan Ginjal pada Anak

Melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, telah dikonfirmasi pada 11 pasien anak yang dirawat karena gangguan ginjal ditemukan kandungan kalsium oksalat.

Kalsium oksalat itu ditemukan pada ginjal anak-anak yang terjangkit dan saat ini 11 terkonfirmasi sedang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Dalam pelacakan WFO, kalsium oksalat juga ditemukan pada kasus-kasus yang terjadi di Zambia, Afrika.

Data dari WHO, per 5 Oktober 2022 terdeteksi ada kandungan Etilico dan dietilenglicol dalam tubuh anak-anak yang sakit di Zambia.

Baca juga: Ternyata Ini Penyebab Fenomena Gangguan Ginjal pada Anak, Orangtua Harus Hati-hati!

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Mohammad Syahril melaporkan sejumlah gejala atau tanda-tanda anak mengalami gangguan ginjal.

dr Mohammad Syahril menyebut, di antara tanda-tanda itu, berkurangnya frekuensi buang air kecil anak.

"Nah ini khasnya, yaitu ditandai dengan frekuensi buang air kecil. Yang kedua, jumlahnya juga," kata Syahril dalam diskusi daring Polemik Trijaya 'Misteri Gagal Ginjal Akut', Sabtu (22/10/2022).

Mengenai hal itu, dr Syahril mengajak para orangtua untuk memperhatikan bagaimana frekuensi urine anak-anak demi mengantisipasi fenomena kesehatan ini.

"Kalau biasanya anak kita buang air kecil sampai 12 kali sehari, tapi kok sekarang berkurang. Begitu juga jumlahnya, biasanya banyak sekarang sedikit. Itu tanda-tanda khas," jelas dia.

Jika gangguan ginjal akut tersebut menuju pada gagal ginjal, maka yang terjadi adalah tubuhnya tak lagi bisa mengeluarkan urine.

"Lebih jauh lagi, sampai ada anak-anak yang betul-betul tidak bisa keluar air kencingnya, Nah ini yang banyak meninggal karena sudah terlambat," kata Syahril.

"Begitu sudah terjadi gagal ginjal, karena tidak bisa memproduksi urine, metabolisme sudah rusak, ginjalnya sudah rusak," tutupnya seperti dikutip dari Tribunnews.com.

(Kompas/ Tribunnews)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved