Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Berikut Sejarah Peringatan Maulid dan Keutamaannya

Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal dari ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah

pixabay.com
Kaligrafi Nabi Muhammad SAW di Masjid Hagia Sofia Turki. Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal dari ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah. 

Kata maulid atau milad tersebut dalam bahasa Arab yang artinya hari lahir.

Dikutip dari laman UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menurut Jalaluddin al-Suyuthi dalam Al-Hawi li al-Fatawi, orang yang pertama kali mengadakan maulid Nabi adalah Raja Muzhaffar.

Namun, sebagaian berpendapat Shalahuddin al-Ayyubi di 1193 M adalah tokoh pertama yang memelopori Maulid nabi.

Baca juga: Kumpulan Bacaan Sholawat untuk Nabi Muhammad SAW, Sholawat Ibrahimiyah hingga Sholawat Nur Al Anwar

Raja Muzhaffar sendiri merupakan penguasa Irbil di wilayah Irak dengan nama panjang Raja Muzhaffar Abu Sa’id al-Kukburi bin Zainuddin Ali bin Buktikin (549-630 H).

Raja Muzhaffar Abu Sa’id disebut sebagai seorang raja yang mulia, luhur, dan pemurah.

Menurut Imam al-Suyuthi, seperti dikutip dari laman MUI, Raja Al-Muzhaffar menggelar Maulid Nabi secara besar-besaran dengan mengeluarkan lebih dari 300.000 dinar untuk bersedekah pada hari peringatan Maulid Nabi.

Dalam perayaan itu, terdapat pembacaan syi’ir dan karya sastra yang menceritakan kisah kelahiran Rasulullah saw.

Di antara karya sastra yang paling terkenal adalah karya Syeikh Al-Barzanji yang menampilkan riwayat kelahiran Nabi saw. dalam bentuk natsar (prosa) dan nazham (puisi).

Bahkan karya seni Barzanji ini hingga sekarang masih sering dibacakan dalam seremoni peringatan maulid Nabi saw.

Sejak itulah muncul tradisi memperingati hari kelahiran Nabi saw atau Maulid Nabi bagi umat Islam di berbagai negara.

Perayaan Maulid Nabi di Indonesia biasanya diisi dengan acara keagamaan seperti ceramah, santunan kepada anak yatim dan fakir miskin, membaca sholawat Nabi, dan lain-lain.

Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganjurkan berbagai kegiatan positif untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, antara lain:

- Mengisi dengan bacaan-bacaan sholawat kepada Rasulullah SAW.

- Berdzikir dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved