Pemprov NTB & Universitas Bakrie Teken MoU Integrasi Zero Waste - Agrowisata Pertanian Berkelanjutan

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menggalakkan program zero waste.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TribunLombok.com/Lalu Helmi
Konferensi pers di sela peluncuran kerjasama antara Pemprov NTB & Universitas Bakrie program Integrasi Zero Waste - Agrowisata Pertanian Berkelanjutan Melalui Budidaya Larva Black Soldier Fly (BSF) pada Rabu, (5/10/2022) di Mataram 

Program Matching Fund Kadireka

Baca juga: Empat Tahun Zul-Rohmi, Sekda Lombok Timur Bahas Penanganan Stunting hingga Program Zero Waste

Program Universitas Bakrie Matching Fund Kedaireka 2022 diinisiasi oleh Peneliti Universitas Bakrie bermitra dengan Dompet Dhuafa. Pembiayaan program Matching Fund Kedaireka 2022 didapat dari Kemendikbudristek RI.

Adapun tujuan dari program Matching Fund Kedaireka 2022 ini ialah mendorong lebih banyak masyarakat dan kemandirian pelaku usaha di sektor pertanian di NTB untuk turut andil dalam merespon permasalahan timbulan sampah dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal.

Inovasi yang akan dihasilkan dari program ini berupa pembinaan budidaya BSF kepada peternak, peningkatan kapasitas masyarakat melalui berbagai pelatihan kepada petani, membangun instalasi reaktor BSF di BRIDA NTB, menghasilkan pupuk organik sebagai hasil samping olahan BSF, dan rencana pembentukan agrowisata BSF.

Program "Integrasi Zero Waste dan Agrowisata dalam Pertanian Berkelanjutan melalui Budidaya Larva Balck Soldier Fly (BSF)" merupakan program lanjutan dari program "Pengolahan Sampah dengan Pembudidayaan Maggot Black Soldier Fly (BSF)" pada tahun 2021 yang dilaksanakan di desa Midang, Lombok Tengah.

Timbulan sampah merupakan permasalahan yang muncul seiring peningkatan jumlah penduduk. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyatakan bahwa di tahun 2021, total timbulan sampah di Indonesia mencapai 21,88 juta ton, yang mana 40,4 persen diantaranya merupakan jenis sampah organik.

Salah satu wilayah yang terdampak oleh permasalahan timbulan sampah ialah Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan data pasokan sampah yang diperoleh, Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) di NTB hanya dapat menampung sekitar 47 % dari perkiraan total volume sampah yang diproduksi (43.388 ton/hari), sehingga diperlukan sebuah terobosan yang tepat gura untuk menanggulangi dampak timbulan sampah yang tidak terkumpul di TPST.

Pada dasarnya sampah organik dapat terurai dengan sendirinya oleh organisme pengurai namun membutuhkan waktu yang cukup lama, dan dalam proses penguraiannya melepaskan gas rumah kaca yang meningkat akumulasinya di atmosfer.

Dalam jangka panjang dapat menjadi pemicu perubahan iklim. United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan emisi metana dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan salah satu penyebab utama terhadap dampak iklim di sektor sampah.

Inventarisasi Gas Rumah Kaca (IGRK) pada 2018 mengumumkan bahwa kontribusi emisi dari pengelolaan limbah/sampah menempati urutan empat besar dengan total emisi sebesar 127 ribu Gg CO2e. Penggunaan larva Black Soldier Fly (BSF) dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi timbulan sampah dan mengurangi gas metana yang muncul. BSF akan cepat mengkonsumsi sampah organik. Berdasarkan siklus hidupnya, larva BSF dapat dipanen untuk dijadikan pakan ternak maupun dikeringkan sehingga lebih tahan lama.

Hasil samping berupa pupuk organik dan berbagai produk turunan lain yang Tentang Kedaireka dan Matching Fund Kedaireka adalah solusi terkini yang dihadirkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia dalam mewujudkan kemudahan sinergi kontribusi perguruan tinggi dengan komersialisasi industri untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Kedaireka mewujudkan kemudahan sinergi antara perguruan tinggi dan industri dalam satu platform. Komitmen terhadap Kedaireka turut didukung hadirnya program Matching Fund sebagai insentif bersinergi. Program Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kemendikbudristek RJ untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri.

Melalui program Matching Fund Kediareka, Kemendikbudristek RI menggelontorkan dana hibah yang dapat dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi.

Tentang Universitas Bakrie (UBakrie) Universitas Bakrie berdiri pada 2010 dan saat ini telah terkreditasi B. Kampus UBakrie terdapat di Kawasan Rasuna Epicentrum Jakarta. UBakrie memiliki 10 program studi S1 yaitu Manajemen, Akuntansi, Ilmu Komunikasi, Hubungan Internasional, Kebijakan Publik, Informatika, Sistem Informasi, Teknik Industri, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan Ilmu dan Teknologi Pangan. UBakrie juga memiliki 2 program studi S2 yaitu Magister Manajemen dan Magister Ilmu Komunikasi.

Pada tahun 2022 UBakrie berhasil meraih penghargaan sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) No 1 Terbaik di bawah LLDIKTI Wilayah III dan World's Best Young Campus dari lembaga pemeringkatan Internasional Times Higher Education (THE).

Universitas Bakrie berkomitmen untuk terus mendukung pencapaian SDG's dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim. Sejak tahun 2021 dan 2022 menjadi Universitas peringkat pertama untuk kategori Climate Action.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved