WSBK Mandalika 2022

Lombok Tengah Target PAD dari WSBK Mandalika 2022 Naik 2 Kali Lipat

Berkaca pada penyelenggaraan WSBK 2021 yang menyumbang sekitar Rp 2,5 miliar untuk PAD Lombok Tengah

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TribunLombok.com/Sirtupillaili
Ilustrasi juara dunia World Supersport (World SSP) Dominique Aegerter diserbu penggemar di area belakang paddock Sirkuit Mandalika, Sabtu (20/11/2021). Berkaca pada penyelenggaraan WSBK 2021 yang menyumbang sekitar Rp 2,5 miliar untuk PAD Lombok Tengah dengan asumsi penonton WSBK 2022 meningkat 2 kali lipat. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Agenda balap internasional World Superbike (WSBK) 2022 di Sirkuit Mandalika diharap dapat memberi nilai tambah bagi pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.

WSBK Mandalika 2022 ditarget bisa menyedot 45.000 penonton selama tiga hari penyelenggaraan.

Jumlah ini hampir setengahnya dari total kapasitas tribun penonton Sirkuit Mandalika.

“Jumlah penonton tahun ini diperkirakan lebih banyak dari tahun lalu yang mana hanya mencapai 20 ribu penonton,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah Lendek Jayadi.

Baca juga: WSBK Mandalika 2022 akan Dihadiri 700 Kru dan Pembalap

Penambahan jumlah penonton ini, sambung dia, diharapkan semakin mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lombok Tengah.

Dengan asumsi jumlah penonton dua kali lipat dengan tahun sebelumnya, potensi PAD Lombok Tengah diprediksi mengalami peningkatan.

Berkaca pada penyelenggaraan WSBK 2021 yang menyumbang sekitar Rp 2,5 miliar untuk PAD Lombok Tengah, maka tahun ini ditarget bisa meningkat dua kali lipat.

"Sehingga target PAD dari pajak hiburan itu bisa mencapai Rp5 miliar," ucap Lendek.

Pihaknya optimistis pelaksanaan WSBK 2022 bisa lebih maksimal dari WSBK 2021.

Hal ini karena semua pihak belajar dari pengalaman sebelumnya, yang banyak kekurangan baik dari segi infrastruktur maupun dari Sumber Daya Manusia (SDM).

“Namun yang terpenting kita harus memastikan ketersediaan kamar kita habis dimanfaatkan,” urai Lendek.

Lendek mengatakan, apabila ada penonton yang tidak tertampung maka itu persoalan lain.

"Jangan sampai daya tampung terpenuhi tapi daya serap kamar tidak terserap, karena itu tandanya tidak melakukan promosi dan penjualan yang maksimal," jelas Lendek.

Kalaupun ribuan kamar itu nantinya sudah habis terjual oleh penonton, maka sudah ada alternatif lain yakni penyediaan rumah- rumah warga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved