Pengelolaan Sampah di Labuhan Haji Belum Optimal, Camat Sebut Efek Kurangnya Keimanan

Labuhan haji akhir akhir ini sempat menjadi sorotan publik lantaran pengelolaan sampah di tempat tersebut

TribunLombok.com/Ahmad Wawan Sugandika
Muhir, Camat Labuhan Haji saat ditemui TribunLombok.com, Jumat (26/8/2022) 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Labuhan haji akhir akhir ini sempat menjadi sorotan publik lantaran pengelolaan sampah di tempat tersebut dirasa belum optimal.

Saat ditemui TribunLombok.com, Jumat (26/8/2022) Muhir, Camat Labuhan Haji, Muhir, angkat bicara mengenai hal tersebut

"Sampah di Labuhan Haji ini milik kita bersama ini membutuhkan kesadaran kolektifitas semua pihak. Siapa yang bertanggung jawabannya adalah orang yang beriman," ucapnya

Lebih lanjut ia menyebut dengan melihat kurangnya kesadaran ini lantas jangan sampai membuat salah penafsiran dengan menyalahkan lembaga yang lain.

"Di Labuhan Haji ini paling sekitar 3 sampai 5 persen sampah dari masyarakat kita, selebihnya ya memang sampah kiriman dari masyarakat se Lombok Timur ini," sebutnya.

Namun di garis bawahi lanjut dia, Labuhan Haji merupakan daerah hilir yang potensi sampahnya kebanyakan dari sampah kiriman.Dimana mau tidak mau semua harus siap.

"Kami adalah penerima resiko dari sampah ini. Namun semua elemen dan komponen masyarakat terus berupaya, bahkan pak Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmy pernah apel sampah di tempat ini, namun memang paginya bersih sorenya datang lagi (sampah)," katanya.

Baca juga: Posyandu di Desa Sesela Lombok Barat Terintegrasi dengan Bank Sampah

Yang harus dilakukan menurutnya adalah menyelesaikan pokok permasalahannya yakni mengenai peningkatan kesadaran tentang sampah ini kepada masyarakat.

"Dilabuhan haji masyarakat sujadah mulai berbuat. Salah satu kepedulian orang beriman adalah bisa kita lihat di trash traf," tuturnya.

Namu tetap ia berharap semua kepala desa yang ada di Lombok Timur ini bergerak aktuf mensosialisasikan masyarakat untuk jangan membuang sampah sembarangan khususnya di sungai.

"Sejak saya di tugaskan di sini berbagai upaya dilakukan, memang miris kita lihat sampai sekarang seperti ini saja hasilnya, yang saya sesalkan adalah memang persoalan sampah ini adalah mengenai kurangnya kesadaran," imbuhnya.

Yang paling penting menurutnya saat ini adalah membangun kesadaran, untuk bagaimana kebersihan benar-benar menjadi bagian dari iman.

"Saya berharap Majlis Ulama Indonesia (MUI) Lombok Timur untuk merumuskan gerakan bersama melengkapi iman dengan tidak membuang sampah sembarang tempat," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved