Gerindra NTB Tak Akan Halangi jika Mori Hanafi Pindah Partai
Partai Gerindra, kata Ali hanya ingin memberikan ruang lebih luas kepada Mori Hanafi agar fokus memimpin KONI dan PSSI NTB.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sekretaris Jenderal DPD Gerindra NTB Ali Usman Alkhairy menanggapi dinamika yang terjadi antara partai dengan kadernya Mori Hanafi.
Menurutnya, proses pergantian pimpinan DPRD oleh partai politik merupakan hal yang lumrah. Proses biasa dalam organisasi politik.
Ia menjelaskan, tak ada kesalahan krusial yang dilakukan Mori Hanafi terhadap partai.
Partai Gerindra, kata Ali hanya ingin memberikan ruang lebih luas kepada Mori Hanafi agar fokus memimpin KONI dan PSSI NTB.
"Kalau soal kesalahan tidak ada. Beliau adalah kader yang bagus dab baik. Dari awal kami ingin melihat beliau lebih berlonsentrasi mengurus KONI dan PSSI karena bagaimanapun itu juga menjadi tanggung jawab politik Partai Gerindra, agar kader bisa bekerja optimal di posisinya," kata Ali pada TribunLombok, Rabu (24/8/2022).
Baca juga: Razia Mendadak di Rutan Polresta Mataram, Tahanan Hancurkan Barangnya Sendiri
Terkait belum adanya sikap Partai Gerindra perihal penentuan Mori Hanafi di AKD, Ali mengaku perlu mendengar secara langsung keinginan yang bersangkutan.
Ia mengklaim, Mori Hanafi dalam sejumlah rapat partai dan fraksi tidak pernah hadir memenuhi undangan.
Sikap Mori yang seolah menutup komunikasi dengan partai ini dinilai pihaknya jadi hambatan.
"Yang berangkutan sudah berapa kali kami undang di fraksi untuk mendiskusikan posisinya setelah kami ganti. Tapi beliau belum hadir sehingga kami belum mengambil keputusan. Harus kami tanyakan ke yang bersangkutan apa maunya, karena itu tradisi kami. Kami harus mendikusikan kemauan dan kehendak sehingga cocoknya di mana kader kami," ungkapnya.
Jika Mori terus menujukkan sikap demikian, pihak DPD Gerindra NTB mengaku akan mengambil sikap.
Baca juga: Diminta Pemda Kabupaten Bima Tutup, Alfamart : Kami Taat Aturan dan Sedang Urus Izin
"Kami belum manyimpulkan memutus komunikasi, yang jelas kami terus mengundang. Tentun kami akan ada evaluasi terhadap kondisi ini," ungkapnya.
Mori Mulai Didekati Partai Lain
Kondisi ketegangan antara Mori Hanafi dan partai Gerindra ini direspon sejumlah partai politik di NTB.
Belakangan beredar kabar bahwa anggota DPRD dapil 6 NTB itu telah didekati sejumlah partai untuk meminta dirinya bergabung.
"Kalau itu saya pikir hak konstitusiaonal, kami tidak bisa membatasi dan menghalangi, setiap orang punya kebebasan untuk memilih ke partai mana aspirasinya akan diserahkan.
Semua kader partai memiliki tempat untuk mengabdi," kata Ali.
Namun, secara kepartaian Ali berharap Mori tidak mengambil sikap demikian.
Ali meminta Mori bersikap bijak dalam merespon dinamika ini.
Baca juga: Rannya, Anak HBK Putuskan Maju di Pileg DPRD NTB Dapil Lobar - KLU di 2024
"Kami di partai gerindra tentu berharap beliau tidak melakukan itu," katanya singkat.
"Seperti yang sering beliau sampaikan bahwa beliau kader senior, kader lama, kader karatan beliau bisa memahami kondisi ini sebagai dinamika demokrasi di gerindra. Itulah politik, pasang surut," ujarnya menambahkan.
Terlepas dari itu, selaku unsur pimpinan DPD Gerindra NTB, Ali berterima kasih kepada partai lain yang telah menyukseskan acara pelantikan Nauvar Furqani Farinduan sebagai pimpinan DPRD NTB menggantikan Mori.
"Kami berterima kasih kepada ketua fraksi dan pimpinan partai lain, tidak terpengaruh pada isu-isu yang berkembang sehingga acara ini berjalan sukses," tandasnya.
"Alhamdulillah semua memiliki kesadaran demokrasi untuk mempercepat acara ini, terjaga atau terjaminnya hak-hak masyarakat sehingga pelantikan ini lancar," katanya menambahkan.
Senada dengan Ali, Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPRD NTB menanggapi isu Mori yang mulai didekati sejumlah parpol.
Sudirsah mengaku belun secara pasti menerima informasi tersebut.
Menurutnya, apapun keputusan politik Mori Hanafi merupakan hak prerogatif yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun.
"Diserahkan kepada beliau, apakah masih bertahan di Gerindra atau pindah partai, itu hak otonomi beliau. Jadi silakan saja itu hak beliau. Kita tidak bisa menghalangi," pungkasnya.
Terkait potensi suara Gerindra tergerus di dapil IV jika Mori Hanafi keluar, Sudirsah tak ingin berkomentar terlalu jauh perihal tersebut.
"Ini belum terjadi. Yang jelas partai tidak ingin kader pergi begitu saja, kami di Gerindra sifatnya terbuka. Yang menentukan beliau, terkait nanti suara Gerindra tergerus atau tidak, ini kan belum. Yang jelas Gerindra punya pengalaman panjang, bukan partai baru. Untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini kita sudah siapkan langkah-langkah strategis," bebernya.
Ia juga menegaskan bahwa dinamika yang terjadi di internal Partai Gerindra dengan Mori Hanafi merupakan hal yang biasa.
"Sebenarnya ini hal yang biasa, Mori saja tidak pernah mempermasalahkan. Santai dengan kondisi ini. Kenapa kita yang kemudian heboh seolah-olah ini gempa bumi yang luar biasa," kata anggota DPRD NTB dapil Lobar-KLU itu.
(*)