Berita Lombok Tengah

Kurangi Risiko Bencana di Mandalika, TSBD Desa Sengkol Turun Gunung Edukasi Warga

TSBD Sengkol menghidupkan kembali kearifan lokal dalam upaya pengurangan risiko bencana termasuk di kawasan Mandalika

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Sejumlah Anggota TSBD Desa Sengkol saat melakukan sosialisasi di Ponpes Al Ikhlas Desa Sengkol, Lombok Tengah, Minggu (14/08/2022). TSBD Sengkol menghidupkan kembali kearifan lokal dalam upaya pengurangan risiko bencana termasuk di kawasan Mandalika. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Bencana bukan hanya urusan kemanusiaan semata tapi juga urusan investasi pembangunan ke depan.

Hal inilah yang dilakukan oleh Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) Sengkol yang memberikan edukasi tentang kepada Pemuda Pemudi se-Desa Sengkol Minggu (14/08/2022) di Ponpes Al Ikhlas Desa Sengkol, Pujut, Lombok Tengah.

Kepala BPBD Provinsi NTB Sahdan mengatakan, sosialisasi ini dapat menumbuhkan kepedulian terhadap proses pengurangan risiko bencana di mulai dari usia dini.

"Kegiatan ini juga dapat menjadikan komunitas yang peka, tanggap, dan tangguh untuk semua murid-murid di Pondok Pesantren Al-Ikhlas," jelas Sahdan.

Baca juga: Sirkuit Mandalika Tuan Rumah Shell Eco-marathon 2022, Balapan Kendaraan Ramah Lingkungan Antarkampus

Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh TSBD Sengkol adalah :

1. Menghidupkan kembali kearifan lokal dalam upaya pengurangan risiko bencana

2. Menyusun rencana aksi komunitas ditingkat desa dalam rangka pengurangan risiko bencana dengan koordinasi BPBD

3. Melakukan pengarusutamaan pengurangan risiko bencana bagi semua anggota masyarakat desa menuju komunitas yang peka, tanggap, dan tangguh terhadap bencana

4. Melakukan pemantauan dan memberikan saran terhadap aktivitas pengelolaan dan atau pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan oleh masyarakat desa yang berpotensi menimbulkan bencana, dan

5. Melakukan kampanye kesadaran, kesiapsiagaan, dan kemandirian kepada masyarakat dalam menghadapi risiko bencana,

Sahdan menambahkan, Desa/Kelurahan ialah pemerintah di tingkat paling bawah, dan masyarakatnya adalah pelaku utama dalam upaya penanggulangan bencana.

Hal ini sekaligus menjadi kelompok pertama yang menerima dampak bencana.

Diantara program Pemprov NTB yakni membentuk Desa/Kelurahan Tangguh Bencana ( Destana).

Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.

"Destana sendiri dibentuk untuk mengurangi resiko bencana agar lebih optimal, maka dibentuklah Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) yang akan mengakomodasi inisiatif-inisiatif pengurangan resiko bencana di desa-desa," kata Sahdan.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Dekat Sirkuit Mandalika untuk Liburan Akhir Pekan Ini: Pantai hingga Bukit

Upaya penanggulangan bencana menjadi urusan semua pihak, yakni pemerintah, lembaga nonpemerintah, dunia usaha, dan partisipasi aktif masyarakat.

Hal ini seperti yang dimandatkan dalam Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Dalam upaya membangun ketangguhan, diperlukan keterlibatan multipihak.

Dalam upaya untuk mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana, BPBD Provinsi NTB memiliki perhatian serius atas upaya-upaya peningkatan kapasitas untuk masyarakat desa/kelurahan.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved