Geomarine Trip, Melihat Langsung Konservasi Penyu hingga Belajar Geologi Pembentukan Pulau Lombok
Geomarine Trip ke Kawasan Ekologi Esensial (KEE) Nipah di Lombok Utara menutup kegiatan Geotourism Festival and International Conference
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Wahyu Widiyantoro
Begitu juga ketika menetas dimakan oleh anjing.
“Kami tampung dulu, waktunya maksimal dua bulan,’’ katanya.
Setelah peserta mendapat kesempatan menanam telur penyu kegiatan dilanjutkan dengan beach clean up.
Kegiatan bersih pantai berlangsung 30 menit.
Baca juga: Penyu Hijau Ditemukan Mati di Perairan Teluk Bima dengan Kondisi Cangkang Berlubang

Sebelum kegiatan beach clean up, sehari sebelumnya tim TCC Nipah juga sudah melakukan clean up.
Sampah plastik yang dijumpai di Nipah berasal dari pengunjung dan yang terbawa oleh gelombang.
Menaiki perahu, selanjutnya peserta diajak keliling ke tebing-tebing pantai di Pantai Pandanan, Pantai Nipah, Pantai Malimbu.
Dengan interpreter dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) NTB, para peserta bukan sekadar menikmati keindahan tebing-tebing itu.
Mereka juga diberi tahu sejak geologi pembentukan tebing itu hingga bagaimana proses terbentuknya Pulau Lombok.
Salah satu yang menjadi ikon adalah Tebing Batu Bolong.
Sesuai namanya, tebing tersebut berlubang di bagian tengahnya.
Lokasi tersebut menjadi spot foto favorit peserta.
Baca juga: Wisata Edukasi Budi Daya Tukik Sukses, Wagub NTB: Kebersihan Juga Diperhatikan
Pengurus IAGI NTB Yuniar Pratiwi menjelaskan proses-proses yang terjadi dari informasi bebatuan yang bisa dilihat peserta.
Garis-garis seperti kue lapis, arah garis-garis dari bantuan merekam peristiwa yang terjadi jutaan tahun lalu.
Ke depannya, IAGI NTB dan Geopark Rinjani akan membuatkan buku interpretasi yang bisa digunakan oleh pemandu.