Berita Bima

Dipukul Guru, Siswa SMA di Bima Alami Retak Lutut dan Kaki Bengkak

Seorang siswa SMAN 1 Belo Kabupaten Bima, usia 15 tahun harus mengalami cidera berat pada bagian lutut dan kaki.

Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Dok. Istimewa/Warga
Siswa inisial MAS, asal Kecamatan Belom Kabupaten Bima yang menjadi korban kekerasan di sekolah, mengalami bengkak pada kaki dan lutut retak. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Seorang siswa SMAN 1 Belo Kabupaten Bima, usia 15 tahun harus mengalami cidera berat pada bagian lutut dan kaki.

Siswa inisial MAS ini, diduga mendapatkan kekerasan dari seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolahnya.

Kepada sejumlah media, kakak kandung korban Akhyar yang dikonfirmasi mengungkap, peristiwa yang dialami adiknya tersebut terjadi di sekolah.

Kejadian itu bermula saat korban sedang berjalan bersama sejumlah rekannya, menuju ruang kelas.

Baca juga: Bantah Lakukan Penganiayaan, Iko Uwais Sebut Pelapor yang Serang Dulu: Kami Terjepit & Membela Diri

Tiba-tiba beberapa siswa lain, datang dari arah belakang dan langsung memukul korban hingga jatuh tersungkur di tanah.

Melihat hal tersebut, rekan korban berusaha melawan, hingga berujung perkelahian.

"Adik saya bersama temannya mencari bantuan dengan lari menuju ruang guru," ungkapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (13/8/2022).

Namun langkah tersebut, tidak membuat MAS dan rekannya mendapatkan perlindungan.

Baca juga: Iko Uwais Dilaporkan ke Polisi karena Dugaan Penganiayaan, Bermula dari Tagihan Jasa Design Interior

Guru BK setempat, justeru memukul korban dan rekannya lainnya menggunakan kayu.

"Lutut adik saya retak dan kaki bengkak sampai sekarang," ujar Akhyar.

Dia menambahkan, ada kondisi siswa lain yang juga hingga mengeluarkan darah di mulutnya akibat pukulan sang guru BK.

Hal lain yang diungkap Akhyar, kini adiknya tersebut terancam dikeluarkan dari sekolah.

Pihaknya sempat mendatangi sekolah, setelah mengetahui kondisi MAS dipukuli guru.

Pihak sekolah pun sudah mendatangi kediaman dan melihat langsung kondisi korban, MAS.

Akan tetapi lanjut Akhyar, tidak hanya itu yang diinginkan keluarga.

"Sekolah harus panggil dua siswa yang berkelahi, ada apa dan siapa yang sebenarnya salah. Jangan semuanya dihukum. Malah ini adik saya mau dikeluarkan," ujarnya dengan nada ketus.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Belo Muhammad Nur yang dikonfirmasi, membenarkan kejadian tersebut.

Menurut dia peristiwa itu terjadi pada 1 Agustus lalu, yang diawali dengan kejadian tawuran antara siswa dari Desa Cenggu dan Renda.

Kepsek menceritakan, pada hari kejadian terdapat dua kali tawuran yakni pada pagi dan siang hari.

Guru yang mendapati tawuran pada siang hari, mencoba melerai para siswa dan saat itulah insiden pemukulan terjadi.

"Guru tidak sengaja memukul. Karena banyak siswa, tahu kondisi ramai seperti itu jadi tidak sengaja kena," kata Muhammad Nur.

Ia juga menambahkan, guru yang memukul sudah dipanggil dan dimintai keterangan.

"Guru pun sudah mengakui kesalahannya tersebut dan itu tidak disengaja," tegasnya.

Sejauh ini, sekolah sudah berkunjung dan menjenguk siswa yang menjadi korban.

Pihak sekolah juga memastikan, akan mengobati dan menanggung seluruh biaya yang ditimbulkan atas luka dari siswanya tersebut.

"Ini bentuk tanggungjawab sekolah terhadap kejadian ini," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved