Berita Politik NTB
Soal Pilihan Politik, Kader Muda NW Ajak Teladani Sikap Maulana Syaikh
Mantan Sekretaris Wilayah Pemuda Nahdatul Wathan (NW) Fihiruddin menyampaikan pandangannya soal arah dukungan politik NW.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Mantan Sekretaris Wilayah Pemuda Nahdatul Wathan (NW) Fihiruddin menyampaikan pandangannya soal arah dukungan politik NW.
Belakangan mencuat, elit NW terafiliasi kepada dua partai politik yakni Gerindra dan Golkar.
Menyikapi dinamika tersebut, Fihiruddin mengajak jemaah untuk mengikuti teladan pendidiri NW TGKH Zainuddin Abdul Madjid.
Kader muda NW itu menilai Maulana Syaikh memberikan ruang bagi kader untuk berkhidmat di partai mana pun.
Baca juga: Pemuda NW Siap Amankan Keputusan PBNW Menangkan Partai Gerindra
NW, kata Fihiruddin harus kembali ke trilogi perjuangan Maulana Syaikh yakni sosial, pendidikan, dan dakwah.
Maka jika berbicara dalam konteks khitah itu, kader tidak punya pilihan lain selain kembali ke rumah besar (NW).
"Silakan secara politik berpencar, tapi nanti ketika berbicara spirit perjuangan, kita kembali ke rumah besar. Berdiaspora," katanya pada Jumat, (12/8/2022).
Menurutnya, NW perlu belajar sikap terbuka dalam berpolitik layaknya ormas lain seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persis yang menempatkan kader di partai mana pun.
Baca juga: NW Final Dukung Gerindra, Ketum PBNW: Jangan Ada Dusta di Antara Kita
Soal dinamika politik di tubuh keluarga besar NW, dirinya tak ingin ambil pusing.
"Tarung bebas saja, merebut hati jemaah. Kalau jemaah itu kembali ke trilogi perjuangan, ndak akan galau," ungkap Kader Partai Demokrat itu.
Soal politik, dirinya menilai tidak ada kewajiban bagi kader untuk mengikuti perintah PBNW.
Fungsi kader adalah mengejawantahkan nilai perjuangan Maulana Syaikh.
Ia juga berpesan agar kader tidak terseret arus dinamika politik hingga mengesampingkan tugas utamanya.
"Membangun madrasah, majelis taklim di dusun dan dasan, itulah fungsi kader. Jangan kita lupa terlalu asik berpolitik, sehingga kita lupa tanggung jawab utama kita," tandasnya.
(*)