Berita Internasional
Jepang Berhasil Meneliti Proses Manusia Memproduksi Bahasa dengan Pita Suara
Jepang akan melakukan penelitian tentang bagaimana bahasa diproduksi otak kemudian disalurkan lewat pita suara.
TRIBUNLOMBOK.COM - Jepang akan melakukan penelitian tentang bagaimana bahasa diproduksi otak kemudian disalurkan lewat pita suara.
Penelitian tersebut dilakukan oleh spesialis puta suara Universitas Tokyo, Jepang, dengan melitik struktur tenggorokan manusia.
Struktur tenggorokan memiliki peran penting dalam membunyikan bahasa manusia.
"Di masa depan, saya ingin mengklarifikasi mekanisme bagaimana bahasa diperoleh, seperti bagaimana otak mengontrol pita suara," ungkap Associate Professor Tsuyoshi Nishimura di Pusat Penelitian untuk Evolusi Perilaku Manusia di Universitas Kyoto belum lama ini.
Baca juga: Shinzo Abe Meninggal dalam Usia 67 Tahun, Menjabat PM Jepang Terlama
Menurut kelompok peneliti tersebut, butuh perjalanan panjang bagi manusia dalam evolusinya hingga bisa memanipulasi kemunculan bahasa.
Ia menemukan, struktur tenggorokan lebih sederhana daripada monyet, makhluk hidup yang memiliki struktur tubuh kurang lebih sama dengan manusia.
Namun anehnya, monyet memiliki bahasa yang berbeda dengan manusia.
Hal itu pun kemudian menarik perhatian para peneliti ini untuk menyelidikinya lebih jauh.
Baca juga: Penembak Mantan PM Jepang Shinzo Abe Pernah Bekerja untuk Pasukan Bela Diri
Para spesialis pita suara ini dipimpin oleh Associate Professor Tsuyoshi Nishimura di Pusat Penelitian untuk Evolusi Perilaku Manusia di Universitas Kyoto.
Mereka meletakkan perhatian pada "puta suara" di tenggorokan untuk menjelaskan proses di mana manusia memperoleh bahasa, dibandingkan dengan spesimen (monyet).
Para peneliti ini menemukan, monyet memiliki jaringan yang disebut "membran vokal" di dekat pita suara.
Membran vokal ini tidak dimiliki oleh manusia. Membran vokal ini memiliki peran penting dalam pembunyian bahasa, yakni membuat suara terdengar lebih keras dan bergetar.
Sementara manusia yang tak memiliki membran vokal hanya mampu menggetarkan atau memanipulasi suaranya lewat bibir dan lidah sekaligus untuk mengatur nada.
Proses inilah yang kemudian diduga oleh para peneliti sebagai cara manusia memproduksi bahasa.
Sebelumnya para peneliti ini telah mengumpulkan data dan mengamati spesimen yang telah terakumulasi selama 50 tahun di kebun binatang setempat.
Salah satunya Monkey Center, sebuah kebun binatang di Kota Inuyaa, Prefektur Aichi, tempat berbagai primata seperti kera dan simpanse Jepang dipelihara.
Tempat ini sudah beroperasi sejak 1956 berkat usaha dari para peneliti dari Universitas Kyoto.
Sumber: Tribunnews.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/Ilustrasi-anak-kaget.jpg)