Apa Itu Operasi Bariatrik? Tindakan Medis untuk Penurunan Berat Badan bagi Penderita Obesitas
Operasi bariatrik direkomendasikan untuk pasien obesitas yang gagal menurunkan berat badan seperti diet dan berolahraga.
Penulis: Setyowati Indah Sugianto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Makanan dialihkan dengan bypass ini dan hanya diserap dalam segmen pendek dari usus.
Prosedur ini sangat efektif untuk menurunkan berat badan dalam jumlah besar tetapi juga dapat mengakibatkan kekurangan vitamin dan zat gizi jangka panjang.
Hingga operasi prosedur Laparoscopic Sleeve Gastrectomy, Prosedur ini mengubah perut menjadi tabung sempit panjang seperti bentuk dan ukuran pisang.
Operasi ini merupakan prosedur pembatasan makanan (bukan restriktif) karena jumlah makanan yang bisa dimakan pasien akan berkurang.
Cepatnya pengiriman makanan ke usus kecil juga meningkatkan efek hormon usus untuk menurunkan gula darah, sehingga memperbaiki diabetes pada pasien yang menderita sindrom metabolik.
Prosedur ini juga menghilangkan bagian perut yang menghasilkan ghrelin, hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang rasa lapar.
Masa rawat inap dalam operasi bariatrik ini berkisar antara 2-4 hari.
Berikut resiko dalam operasi bariatrik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dilansir dari mountelizabeth.com.sg.
Baca juga: Hindari Obesitas dengan Menjaga Berat Badan Pasca Lebaran, Simak Tips Kesehatan Berikut Ini
Resiko jangka pendek:
1. Perdarahan yang berlebihan
2. Infeksi
3. Reaksi negatif terhadap anestesi
4. Gumpalan darah dan trombosis vena dalam
5. Masalah paru-paru atau pernapasan
6. Kebocoran usus pada garis atau sambungan staples
Resiko jangka panjang dari operasi bariatrik, tergantung pada jenis operasi antara lain:
1. Sumbatan usus
2. Dumping syndrome, menyebabkan diare, mual atau muntah
3. Batu empedu
4. Hernia
5. Kekurangan vitamin dan zat gizi
6. Ulcer