Kematian Brigadir J

Pengakuan Keluarga Brigadir J: WA Diretas, Heran Kronologi Versi Polisi Hingga Minta Tolong Jokowi

Berikut deretan pengakuan keluarga Brigadir J, polisi yang tewas dalam baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, WA ortu korband diretas.

Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNJAMBI/FB/KOLASE
Ibunda Nofriansyah Yosua Hutabarat memeluk peti jenazah anakanya, yang tewas ditembak di Jakarta. Yosua dimakamkan di Sungai Bahar, Senin (11/7/2022). Berikut pengakuan keluarga Brigadir J terkait kasus penembakan tersebut. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Pihak keluarga Brigadir J, polisi yang tewas dalam baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri, angkat bicara.

Mereka mengaku bahwa nomor WhatsApp orangtua Brigadir J sempat diretas.

Tak hanya itu, keluarga juga merasa heran dengan kronologi kematian Brigadir J versi polisi.

Mengutip dari berbagai sumber, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Nomor WA Ortu Brigadir J Diretas

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, mengaku bahwa dirinya tak bisa mengakses WhatsApp miliknya.

Selain Samuel, hal serupa juga terjadi pada istri dan dua orang anaknya yang lain.

Muncul pemberitahuan jika nomor Samuel telah didaftarkan ke telepon lain ketika membuka aplikasi tersebut.

Mengutip TribunJambi, berikut isi tulisan di layar HP ketika Samuel mengakses WA:

Nomor telepon Anda tidak lagi terdaftar dengan WhatsApp di telepon ini.

Baca juga: Tak Terima Brigadir J Dituduh Lakukan Penembakan Membabi Buta, Keluarga: Kami Mau Lihat Rekaman CCTV

Mungkin karena Anda telah mendaftarkannya di telepon yang lain.

Jika Anda tidak melakukan ini, verifikasi nomor telepon Anda untuk masuk kembali ke Akun.

Tak hanya itu, Samuel juga menyebutkan bahwa ponsel Brigadir J belum ditemukan.

Heran Kronologi Versi Polisi

Samuel merasa keterangan yang disampaikan Humas Polri agak aneh.

Ia menggunakan latar belakang Brigadir J saat melontarkan pernyataan tersebut.

Baca juga: Baku Tembak 2 Polisi di Rumah Pejabat Mabes Polri: Brigadir J Tewas, 3 Saksi Diperiksa dan Kronologi

"Kawan-kawannya juga bilang kalau dia (Yosua) ini sniper yang khusus ditempatkan di titik rawan," ungkap Samual pada wawancara di rumahnya, di Sungai Bahar, Provinsi Jambi, Selasa (12/7/202).

"Logikanya, kalau jarak dekat, kok bisa tidak kena tembakan anak saya," kata Samuel Hutabarat imbuhnya mengutip dari TribunJambi.

Minta Bantuan Jokowi

Samuel juga meminta Presiden Joko Widodo untuk mengawal kasus tewasnya Brigadir J.

Ia merasa tidak mampu jika berjuang seorang diri.

"Kepada Bapak Jokowi, agar kasus ini diusut secara tuntas dan transaparan. Agar tidak ada simpang siur di masyarakat," katanya, Selasa (12/7/2022).

Samuel berharap, Presden Joko Widodo memberi perhatian atas kasus ini.

"Semoga ada tim pencara fakta, baik dari Kapolri, LSM dan yang lainnya di luar dari Polri. Saya tidak ada uang untuk ke Jakarta, bahkan sampai sekarang aja saya masih tinggal di rumah dinas sekolah, gimana saya mau berangkat," bilangnya.

"Saya minta kepada pak Jenderal Listyo Sigit Prabowo, supaya ada perhatiannya dan membentuk tim pencari fakta yang murni atas perintah bapak sebagai Kapolri," sambung Samuel mengutip dari TribunJambi.

Kronologi Singkat Versi Polisi

Aksi saling tembak bermula ketika Brigadir J mendatangi rumah Irjen Ferdy Sambo.

Bharada E yang tengah berjaga di rumah Kadiv Propam Polri itu kemudian mendengar suara teriakan.

Ia lalu menanyakan hal tersebut pada Brigadir J.

Bukannya dijawab, pertanyaan Bharada E itu justru disambut dengan todongan senjata oleh Brigadir J.

Baca juga: Baku Tembak 2 Polisi di Rumah Pejabat Mabes Polri: Brigadir J Tewas, 3 Saksi Diperiksa dan Kronologi

“Setelah dengar teriakan, itu Bharada E itu dari atas, masih di atas itu bertanya ‘Ada apa bang?’ Tapi langsung disambut dengan tembakan yang dilakukan oleh Brigadir J,” ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Senin seperti dikutip dari Kompas.

Aksi baku tembak pun tak terhindarkan hingga menewaskan Brigadir J.

Duduk Perkara Pelecehan Seksual

Ramadhan turut menjelaskan duduk perkara aksi baku tembak tersebut.

Menurutnya, hal itu dipicu oleh pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada istri Ferdy Sambo.

“Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar,” ujar dia.

Karena itulah istri Kadiv Propam Polri itu berteriak minta tolong.

Hasil Olah TKP

Berdasarkan hasil olah tempa kejadian perkara (TKP), pihak kepolisian pun mendapatkan sejumlah proyektil senjata.

Menurutnya, saat kejadian itu, Brigadir J melakukan 7 kali tembakan. Sedangkan, Bharada E melakukan 5 kali tembakan.

Baca juga: Kronologi Polisi Tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam, Berawal Teriakan Minta Tolong Istri Atasan

Saat baku tembak terjadi, kata Ramadhan, Brigadir J berada di lantai bawah, sementara itu Bharada E berada di lantai atas.

Ia menyebutkan Bharada E tidak terkena tembakan yang dilayangkan oleh Brigadir J.

“Tidak ada (terkena tembakan), kan posisi dia lebih tinggi dan dia posisinya dalam keadaan yang terlindung,” tuturnya.

(Kompas/ Muhammad Isa Bustomi dan Rahel Narda Catherine) (TribunJambi/ Aryo Tondang)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved