Partai Gelora NTB Kritik Aturan Beli Pertalite Pakai MyPertamina, Nilai Menyusahkan Rakyat
Kebijakan membeli bahan bakar kendaraan menggunakan aplikasi MyPertamina mendapat kritikan dari Partai Gelora NTB. Kebiajakan itu dinilai menyusahkan.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Sirtupillaili
Misalnya, dari 136 juta kendaraan, setiap hari ada 50 juta pengendara transfer ke aplikasi Linkaja, maka biaya admin yang didapatkan sebesar 50 miliar perhari.
"Hal ini perlu dipantau dalam konteks persaingan usaha, juga pada konteks kepuasan konsumen," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Ojhie ini menyebut, secara keseluruhan pemerintah memposisikan rakyat dalam siklus rantai yang paling lemah.
Jangan karena mereka berada pada rantai yang paling lemah, mesti menanggung beban kenaikan kenaikan harga BBM.
"Sementara para pengusaha yang menikmati rente dari kenaikan harga komoditas justru mendapatkan insentif pajak. Dimanakah pemihakan pemerintah kepada rakyatnya?," tandas alumni Universitas Hasanuddin ini.
Sebelumnya, Pertamina telah menerapkan uji coba syarat penggunaan aplikasi untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dan solar.
Terhitung sejak 1 Juli 2022 kemarin, penggunaan aplikasi MyPertamina sebagai syarat membeli pertalite dan solar mulai diuji coba di beberapa kota di Indonesia.
Mulai dari Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Banjarmasin, Bandung, Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Manado, Yogyakarta, dan Sukabumi.
(*)