Pegiat Perempuan Beri Tips Agar Mahasiswi Terhindar dari Kasus Kekerasan Seksual
Fungsi orang tua sebagai sahabat agar sang anak bisa bercerita ataupun curhat soal keresahannya
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Adapun pemahaman yang sangat penting bagi orang tua, yakni soal kekerasan seksual.
Baca juga: Tegas! Wagub NTB Minta APH Hukum Berat Pelaku Dugaan Kekerasan Seksual 10 Mahasiswi
"Masih banyak yang menyamakan kasus pemerkosaan dengan perzinahan, sehingga anak korban kekerasan seksual justru dinikahkan dengan pelaku," ucap Eno berdasarkan pengalaman yang ia observasi.
Eno juga tidak melupakan peranan penting sang anak dalam kasus pelecehan seksual tersebut.
Bagi Eno, sang anak merupakan korban paling rentan dengan kasus seperti ini, dan ia turut menjelaskan bagaimana cara agar sang anak mampu menghindari kasus pelecehan seksual.
"Kita harus tetap waspada terhadap siapapun, bagi saya semua orang berpotensi menjadi korban dan semua orang juga berpotensi menjadi pelaku," tegasnya.
Selain itu, kata Eno, sang anak perlu membekali diri dengan edukasi seputar kekerasan seksual.
Agar sang anak mampu memahami jenis-jenis kekerasan seksual, relasi kuasa dan sebagainya.
Baca juga: Jenis dan Bentuk Perbuatan Pidana Kekerasan Seksual Menurut UU TPKS, Termasuk Catcalling
Berdasarkan pengalaman Eno, ada beberapa kasus yang pernah ia tangani, ternyata cukup sulit meyakinkan korban bahwa dirinya adalah korban.
"Kasus semacam itu sering terjadi ketika kasus kekerasan dalam relasi pacaran," jawabnya.
Eno juga menambahkan, pelaku seringkali mengintimidasi korban-korbannya ketika melancarkan aksinya.
"Sangat perlu bagi sang anak untuk berani dan tegas menolak ketika pelecehan itu terjadi," tandas Eno Liska Walini, dalam peranan sang anak menghindari kekerasan seksual.
(*)