Berita Bima
3 Desa Penyelenggaraan Pilkades di Bima Rawan Konflik, 1 Pleton Tim Gabungan Disiapkan Khusus
Meski potensi-potensi konflik Pilkades serentak Kabupaten Bima dipetakan, situasi terakhir saat ini masih kondusif
Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Bima dipetakan rawan konflik dengan tingkat eskalasi yang sangat dinamis.
Ada 57 desa di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang akan menggelar Pilkades serentak pada 6 Juli mendatang.
Saat ini, mereka sedang masuki tahapan kampanye Pasangan Calon (Paslon) hingga pada tangga 29 Juni mendatang.
Kabid Pemerintahan Desa Badan Pemusyawaratan Masyarakat Desa (DPMDes) Kabupaten Bima Safriatna mengatakan, sesuai tahapan Pemilu, masa kampanye Pilkades akan berlangsung beberapa hari ke depan.
Baca juga: Aksi Mahasiswa BEM NTB Raya Di Kantor DPRD Lotim Tuntut Pemerintah Serius Tangani Wabah PMK
Sudah dimulai sejak tanggal 23 Juni kemarin, hingga 29 Juni mendatang.
"Setelah itu baru hari tenang, selama tiga hari. Kalau pencoblosan 6 Juli mendatang," terang Safriatna saat dikonfirmasi Selasa (28/6/2022).
Ditanya eskalasi konflik, Safriatna mengaku, seluruh desa yang menggelar pesta rakyat lima tahunan ini, semuanya memiliki potensi konflik.
Dari beberapa kecamatan yang mengikuti Pilkades, setidaknya DPMDes mencatat ada tiga wilayah yang cukup berpotensi terjadi konflik.
Hanya saja, Safriatna tidak menyebutkan dengan detail desa mana saja yang dimaksud.
Karena sudah terpetakan, tingkat pengamanan pada tiga desa tersebut akan lebih khusus dibanding desa lainnya.
"Kalau yang wilayah rawan, nanti kita kirim satu peleton tim gabungan TNI dan Brimob mengamankan jalannya Pilkades," terang dia
Sedangkan untuk desa yang lain, menurut Safriatna, eskalasi kerawanan konfliknya lebih dinamis dan tidak bisa diprediksi.
"Yang kemarin saat pendaftaran sempat tegang, justeru perkembangan terakhir ini sangat tenang. Jadi kalau ditanya mana yang paling rawan, saya rasa semuanya rawan konflik," jelas Safriatna.
Kerjasama dengan tiga lembaga pengaman, yaitu TNI, Polri dan Brimob diakui Safriatna sudah dilakukan.
Baca juga: Terungkap, Data Pemilih di Kota Bima Hingga Juni Mencapai 105.658 Orang