Berita Bima

Banjir Rob Makin Tinggi, Penerbangan di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima Ditunda

Pesawat yang seharusnya berangkat pada pukul 11.40 WITA dengan tujuan Makassar, ditunda hingga air laut surut

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Kondisi Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima yang digenangi air laut pada Selasa (14/6/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Banjir rob yang menggenangi Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima semakin tinggi.

Akibatnya, jadwal penerbangan pesawat pada Selasa (14/6/2022), terganggu.

Pantauan TribunLombok.com pada pukul 11.30 WITA, genangan air laut mulai terlihat pada terminal penumpang.

Baca juga: Rob Melanda Kawasan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Jadwal Penerbangan Tak Terganggu

Petugas bandara, terlihat sibuk mengangkut barang penumpang masuk ke dalam pesawat.

Pada sisi lain, petugas lainnya sibuk membuat jalan alternatif bagi penumpang untuk masuk ke bus yang akan membawanya menuju pesawat di landasan pacu.

Sayangnya, tidak ada penumpang yang bisa diwawancarai karena wartawan tidak mendapatkan akses untuk masuk ke dalam bagian terminal penumpang.

Kepala Bandara Sultan Muhammad Salahuddin (SMS) Bima I Kadek Sastrawan yang ditemui di ruang kerjanya membenarkan, kondisi banjir rob hari ini semakin meluas.

Tidak hanya di terminal penumpang, tapi juga sudah ada di bagian airside, yakni sisi landasan pacu.

Ini mengakibatkan, pesawat yang seharusnya berangkat pada pukul 11.40 WITA dengan tujuan Makassar, ditunda hingga air laut surut.

"Tadi pilotnya sudah inspeksi sampai ke dalam dan memutuskan tidak berani terbang. Jadi ditunda," ungkap Kadek.

Menurut Kadek, kejadian luapan air laut ke dalam kawasan bandara, pertama kali terjadi pada saat ini.

Baca juga: Dewan Akui Aset Lahan Terbengkalai, Pemkot Bima Dinilai Tidak Tindaklanjuti Rekomendasi Pansus

"Dalam sejarah Bandara Bima, ini pertama kali. Fenomena alam tahun ini, luar biasa," akunya.

Diperkirakan, pesawat delay atau tertunda hingga dua jam lamanya atau sekira pukul 14.00 WITA.

"Fenomena alam ini, kami jadikan rujukan untuk studi bagaimana mengatasi banjir rob ke depannya," pungkas Kadek. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved