Tidak Hanya untuk Orang Tua, Kaum Millenial Wajib Paham Arti dan Manfaat Asuransi
Kepala Bidang Pendidikan AAUI NTB Raman Muraza menganggap pentingnya milenial memahami perhial asuransi
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pemahaman asuransi di Indonesia masih sangat rendah.
Dan bagi orang awam, asuransi hanyalah untuk orang tua saja.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pendidikan, di Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) NTB, Raman Muraza, yang juga berkerja di PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Mataram.
Raman juga menyajikan data melek asuransi Indonesia yang menunjukan angka sangat rendah dibanding negara lain.
Baca juga: AAUI NTB Gelar Insurance Goes to Campus untuk tingkatkan Literasi Asuransi Kalangan Milenial
Tepatnya Indonesia berada pada angka 3,2 persen.
Dalam penyampaian Raman di program AAUI NTB yang bertemakan Insurance for Millenials Lifestyle, di Univeristas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA) Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, asuransi adalah suatu langkah untuk manajemen resiko.
Pernyataan tersebut bersamaan dengan pernyataan Wakil Rektor II Undikma, Yeti Kurniasih, dalam pembukaan acara yang sudah berlangsung sebelumnya.
“Asuransi adalah mekanisme transfer resiko, khususnya ketika telah ada perjanjian ke dua belah pihak di atas polis,” kata Raman.
Baca juga: Beri Kuliah Umum, Ini Pesan Tuan Guru Bajang ke Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa
Raman pun melanjutkan, perjanjian polis tersebut dibuktikan melalui premi yang dibayarkan oleh nasabah ke pihak penanggung resiko.
Hal dasar tesebut, ternyata berbanding terbalik dengan pemahaman masyarakat yang rendah tentang asuransi.
Pemahaman yang rendah ternyata berefek ke wajah asuransi yang ada di Indonesia.
Padahal, menurut Raman asusransi itu bertujuan baik, yakni dengan transfer berbagai kerugian atau resiko, yang sudah dibayarkan pada sebelumnya.
Raman pun mencontohkan seperti resiko kecelakaan.
“Dengan pembayaran premi Rp 100 Ribu saja, sudah tertangani, tidak harus membayar rumah sakit Rp 1 Juta,” gambar Raman.