Menteri Kesehatan RI Siapkan Dana Cadangan untuk Pandemi

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi sampaikan materi rancangan ketahanan sistem kesehatan secara global saat memimpin pertemuan Health Working Group.

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi menjawab pertanyaan wartawan di Senggigi, Lombok Barat, Senin (6/6/2022). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi sampaikan materi tentang rancangan ketahanan sistem kesehatan secara global saat memimpin pertemuan Health Working Group, G20 kedua, di Hotel Aruna Senggigi, Lombok Barat, Senin (6/6/2022).

Ia menjelaskan, dalam membangun ketahanan sistem kesehatan global, Kemenkes berfokus pada tiga hal utama, yakni pertama mobilisasi sumber daya keuangan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.

Pihaknya juga akan memformalkan pembentukan dana persiapan pandemi sebagai antisipasi kemungkinan pandemi di masa mendatang.

Hal itu juga dalam rangka memperkuat sistem kesehatan global.

“Jadi kalau ada pandemi lagi ke depannya harus ada cadangan dananya,” kata Menkes Budi pada wartawan, Senin (6/6/2022).

Baca juga: Menkes: Indonesia Sumbang 50 Juta USD Untuk Dana Kesehatan Global

Baca juga: Menkes RI Promosikan Gunung Rinjani di Forum HWG G20

Begitu dana tersebut sudah terbentuk, Menkes Budi mengatakan, harus dicari cara bagaimana dana itu bisa digunakan untuk mengakses obat-obatan, vaksin, dan alat tes pandemi.

Fokus kedua dalam membangun ketahanan sistem kesehatan global adalah mobilisasi sumber daya kesehatan esensial untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.

“Harus dibangun struktur dan mekanisme untuk memobilisasi sumber daya secara cepat dan adil sehingga tindakan medis darurat dapat diakses semua negara saat krisis kesehatan terjadi. Baik saat ini maupun jika terjadi ancaman kesehatan lain di masa mendatang,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, usulan ini telah didukung sepenuhnya oleh negara-negara seperti Italia, China, Argentina, Korea dan European Union. 

Negara seperti Amerika Serikat, India, Perancis dan Afrika Selatan juga mendukung dengan sejumlah rekomendasi seperti mekanisme pembiayaan yang lebih detail dan penekanan pada pentingnya keadilan akses pada tindakan medis esensial.

Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator, yang diluncurkan pada April 2020 oleh WHO dan para partner, pun menjadi wadah kolaborasi global yang inovatif.

“Perlu mengkonsolidasikan dan memastikan model saat ini dapat diubah menjadi pendekatan yang lebih permanen, global, dan inklusif,” ucap Menkes Budi.

Ketiga, optimalisasi pengawasan genomik dan penguatan mekanisme berbagi data terpercaya untuk memberikan insentif bagi kesehatan masyarakat global. 

Dengan menggunakan platform berbagi data universal (model GISAID+) memungkinkan semua negara G20 berkomunikasi dan berbagi informasi dan data.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved