Penjualan Turun Akibat PMK, Pedagang Daging Sapi Pasar Kebon Roek Hilang Omzet hingga 3 Kali Lipat
Pedagang Pasar Kebon Roek Sohri biasanya bisa menjual daging sapi sebanyak 100 kilogram per hari
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pedagang daging sapi di Pasar Kebon Roek, Ampenan, ikut terdampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Dampaknya yakni turunnya harga daging sapi turun dan permintaan.
Seorang pedagang daging sapi Sohri mengaku, dampak PMK ini sudah ia rasakan sejak Idul Fitri 1443 H lalu.
Baca juga: Walikota Mataram Pastikan Hiburan Malam Minggu di Panggung Harum Terus Berlanjut
Khususnya dalam hal penurunan harga tulang sapi atau iga sapi.
Sebelum wabah PMK melanda, Sohri bisa menjual tulang sapi dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu.
Namun kini anjlok menjadi Rp 70 ribu.
Sementara untuk harga daging sapi masih relatif stabil.
Walaupun demikian, permintaannya menurun.
Sohri biasanya bisa menjual daging sapi sebanyak 100 kilogram per hari.
Tapi belakangan, kondisinya berbeda.
Penjualannya menurun sampai tiga kali lipat.
“30 kilo dalam sehari saja syukur sudah bisa habis, ini saja baru 15 kilo-an yang laku hingga siang,” ungkap Sohri.
Sohri beranggapan, turunnya permintaan daging sapi ini sebagai dampak wabah PMK.
Menurutnya, pembeli takut mengonsumsi daging sapi.