Pilpres 2024

Politisi Senior Solo Bela Ganjar soal Kritik PDIP: Kalau Tak Berprestasi, Tak Mungkin Jadi Gubernur

Kritik ini ditujukan pada Ganjar karena orang nomor satu Jateng tersebut dianggap tidak menghormati Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Editor: Lalu Helmi
Tribunnews
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menanggapi soal kritik elite partainya yang menilai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, kemlinthi.

Kritik ini ditujukan pada Ganjar karena orang nomor satu Jateng tersebut dianggap tidak menghormati Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Menanggapi hal tersebut, Rudy membela Ganjar dan menyebut rekannya itu sangat menghormati Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.

Baca juga: Sindiran Keras PDIP ke Ganjar: Hanya Main Medsos, Tak Punya Prestasi hingga Tak Hormati Megawati

Baca juga: Pencarian Eril Terus Dilakukan Meski Keluarga Ridwan Kamil Pulang ke Indonesia, Fokus di Area Ini

Menurutnya, Ganjar akan patuh terhadap Megawati terkait pencalonan presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

"Pak Ganjar ini sangat menghargai ketua umum. Kalau ditanya mau nyalon presiden, beliau tegas taat dan patuh pada ketua umum," kata Rudy, Kamis (2/6/2022), dikutip dari TribunSolo.com.

Diketahui, kritik ini datang dari anggota DPR RI fraksi PDIP, Trimedya Panjaitan.

Mengutip Kompas.com, Trimedya yang menilai Ganjar ambisius maju capres, juga mempertanyakan kinerja sang gubernur.

Bahkan, Trimedya membandingkan bagaimana kinerja Ganjar dengan Ketua DPR RI, Puan Maharani.

"Ganjar apa kinerjanya delapan tahun jadi Gubernur selain main di medsos apa kinerjanya?" kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).

 "Tolong gambarkan track record Ganjar di DPR, kemudian sebagai gubernur selesaikan Wadas itu."

"Selesaikan rob itu, berapa jalan yang terbangun kemudian sekarang diramaikan kemiskinan di Jateng malah naik, tolong masyarakat juga apple to apple memperbandingkan,” imbuhnya.

Membantah hal tersebut, Rudy mengatakan jika Ganjar bukan sosok tidak berprestasi, maka Megawati tak mungkin menugaskannya.

Ia pun menilai keaktifan Ganjar di media sosial adalah hal lumrah.

Terlebih, di era melek teknologi ini media sosial dapat digunakan untuk laporan kegiatan.

"Kalau Pak Ganjar tidak berprestasi, nggak mungkin ditugaskan menjadi Gubernur Jawa Tengah dua periode oleh ketua umum. Itu indikatornya," ujarnya.

"Gubernur ini kan membawahi 35 kota/kabupaten, tidak mungkin bisa menjangkau semua dalam satu waktu, makanya butuh medsos ini."

"Apalagi saat pandemi kemarin, semua serba daring. Sekarang eranya sudah berbeda," tandasnya.

Reaksi Ganjar

Terkait kritikan Trimedya Panjaitan terhadap dirinya, Ganjar Pranowo tidak menampiknya.

Ia mengatakan semua hal terkait Pilpres 2024 mendatang sudah menjadi wewenang Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP.

"Menghormatilah. Urusannya kan urusan copras-capres to, itu."

"Capres itu PDI-P sudah jelas, itu urusan ketua umum, urusannya Bu Mega," kata Ganjar kepada wartawan, Kamis (2/6/2022), mengutip Kompas.com.

Lebih lanjut, ia mengaku saat ini lebih berfokus menyelesaikan masalah banjir rob dan minyak goreng di Jateng.

"Saya tak nyambut gawe (bekerja) ngurusi rob, saya tak nyambut gawe (bekerja) ngurusi minyak goreng dulu," pungkasnya.

Pengamat: Semakin Jelas Ada Faksi

Kritik Trimedya

pada Ganjar dinilai Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, telah memperjelas ada faksi di internal PDIP.

Lantaran, bukan sekali dua kali Ganjar disentil para elite partai.

Ia pun berpendapat jika Ganjar terus mendapat kritk, maka peluang sang gubernur diusung menjadi capres akan semakin kecil.

"Jika kondisi ini berlanjut, semakin kecil peluang bagi Ganjar untuk mendapatkan restu politik Megawati," kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

"Ibaratnya, jika menyatu dengan kader di internal partainya saja terkendala, bagaimana bisa menyatu dengan rakyat yang sangat heterogen?" tambahnya.

Umam menuturkan, awal mula faksi DPIP satu diantaranya adalah dipengaruhi strategi politik Ganjar yang kurang tepat.

Belakangan ini, kata Umam, Ganjar lebih fokus menjalankan kerja-kerja politik personalnya lewat kunjungan dan sosialisasi di luar Jawa.

Meski bisa meningkatkan elektabilitas, hal itu dinilai Umam menjadi faktor dukungan PDIP pada Ganjar kian rapuh.

Karena itu, alih-alih bersikukuh meningkatkan elektabilitas, Ganjar disarankan untuk fokus memperbaiki komunikasi politiknya dengan kader-kader utama di internal PDIP.

Jika tidak, gap politik antara Ganjar dan PDIP diprediksi akan semakin melebar.

"Sebab, jika terlalu 'merasa ganteng sendiri', hal itu akan menciptakan gap komunikasi dan menguapnya harapan dukungan dari Ketua Umum Megawati," tandasnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved