Menikmati Jajanan Tradisonal Suku Sasak, Media Mengenang Masa Muda

Jajanan tardisional khas Sasak seperti lupis, gulik, keludan, getuk, reket di pasar tradisional tetap menjadi buruan warga Kota Mataram di hari Minggu

TribunLombok/Laelatunni'am
Berbagai jenis jajanan tradisional yang dijual di pasar tradisional Dasan Agung, Minggu (29/5/2022) 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am

TRIBUNLOMBOK.COM,MATARAM- Jajanan tardisional khas Sasak seperti lupis, gulik, keludan, getuk, reket di pasar tradisional tetap menjadi buruan warga Kota Mataram ketika hari Minggu.

Jajanan ini biasnaya dihidangkan dengan parutan kelapa dan lelahan gula merah yang melumuri jajanan, dibungkus menggunakan daun pisang dan kertas minyak.

Rasanya yang manis, gurih dan teksturnya yang beragam dari jajanan tersebut mampu membuat setiap orang yang menikmatinya mengenang masa lalu ketika ia masih muda.

Bukan tanpa alasan, jajanan ini biasanya dijual di kampung-kampung sebagai menu sarapan dan berbuka ketika bulan puasa.

Baca juga: Eksistensi Cikar Kota Mataram, Alat Transportasi Lawas di Tengah Gempuran Kendaraan Modern

Kabar baiknya, jajan ini ini juga dijual di sejumlah pasar tradisional Kota Mataram, seperti di Dasan Agung dan Kebon Roek.

Pengamatan tim TribunLombok.com, pembeli jajanan tradisional ini paling ramai di hari Minggu terlebih di pasar Dasan Agung.

Pembelinya adalah warga yang balik dari car free day Udayana kemudian langsung menuju pasar.

Jarak pasar dan Jalan Udayana sangat dekat sekitar 20 meter, sehingga warga hanya perlu jalan kaki menuju pasar.

Baca juga: Pasar Jelojok Jadi Tempat Asik Menghabiskan Malam di Lombok Tengah: Seperti Suasana Malioboro

Rani, Riska dan Tari, tiga karyawan swasta di Kota Mataram yang berasal dari berbagai Kabupaten di Lombok menceritakan sering membeli jajan tradisional ini karena jarang mereka jumpai di Mataram.

"Meskipun rasanya tidak seperti di kampung tapi okelah untuk bernostalgia masa-masa dulu, waktu kita kecil pas buka orang tua beli serabi, lupis untuk buka," ucap Tari.

"Iya ini enak juga sih tapi makan jajanan ini dikampung rasanya beda aja gitu, lebih menikmati," tambahnya.

Terakhir, jajanan ini bisa dibeli muali Rp 3.000 dengan tiga variasi jajanan.

Sedikit tips dari Rani ketika membeli jajanan ini adalah diusahakan untuk tidak kalap untuk membeli semua variannya.

"Pas kita lihat deratan jajan ini biasanya semuanya kita mau, tapi pas sudah beli dan kita makan beberapa potong, itu kita langsung kenyang dan sedikit eneg," kata Rani.

"Jadi beli secukupnya aja, maslahanya kalau beli banyak terus didiamkan lama rasanya akan berubah dan dikerbutin semut, gitu," tutup Rani sembari berlalu dari pasar dan pulang ke kosan menikmati jajanan tradisional.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved