Wawancara Khusus

Wagub NTB Sitti Rohmi Djalillah: Warisan Terbaik Kita adalah Lingkungan yang Sehat

Kalau sudah rusak berarti konsekuensinya ke anak cucu kita. Makanya warisan terbaik bagi kita adalah lingkungan yang sehat, lingkungan yang baik.

Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di bawah duet kepemimpinan Zulkieflimansyah- Sitti Rohmi Djalilah alias Zul Rohmi memiliki sejumlah program pembangunan yang langsung menyentuh kebutuhan pokok masyarakat, di antaranya Revitalisasi Posyandu, dan Zero Waste.

Dalam wawancara khusus dengan jurnalis tribunlombok.com Dion DB Putra di Mataram, Kamis 12 Mei 2022, Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd berbagi mengenai kerja keras pemerintah dan masyarakat NTB menyukseskan program tersebut.

Baca juga: Wagub Sitti Rohmi Bersyukur di Tengah Pandemi NTB Bisa Mencapai 100 Persen Posyandu Keluarga

Baca juga: Paket SUSU Tantang Zul-Rohmi di Pilgub NTB 2024?

Berikut petikan wawancara dengan Ibu Rohmi yang berlangsung di ruang pendopo Wakil Gubernur NTB di Jl. Panji Tilar Negara No.92, Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.

Selain revitalisasi Posyandu, kami mencatat kiprah Ibu Rohmi selama ini soal zero waste. Bisa diceritakan seperti apa program ini.

Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah (kanan) saat diwawancarai wartawan TribunLombok.com Dion DB Putra di pendopo Wagub, Mataram, Kamis (12/5/2022).
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah (kanan) saat diwawancarai wartawan TribunLombok.com Dion DB Putra di pendopo Wagub, Mataram, Kamis (12/5/2022). (TRIBUNLOMBOK.COM/PATAYATUL WAHIDAH)

Program ini nyambung dengan dengan kesehatan. Itulah kenapa kita juga menggagas program zero waste karena Pak Dion coba lihatlah, setiap orang yang datang ke NTB ini kalau kita tanya NTB indah gak?

Pasti indah. Subur gak? Pasti bilang subur. Betah gak di NTB? Pasti bilang betah itu surga dunia orang bilang kan.

Nah, bagaimana jadinya yang dibilang surga dunia ini kalau gak dipelihara. Yang namanya lingkungan kalau kita serakah, kalau kita maunya sendiri sebagai manusia maunya ngambil saja tapi tidak mau memberi, kan rusak ini.

Kalau sudah rusak berarti konsekuensinya ke anak cucu kita. Makanya saya bilang warisan terbaik bagi kita adalah lingkungan yang sehat, lingkungan yang baik.

Karena kalau mereka sudah berpendidikan, mereka akan tahu bagaimana caranya mencari rezeki selama daerahnya subur, daerahnya indah ya. Udaranya bersih, sehat. Itulah kenapa kita gagas juga program namanya "NTB bersih, NTB hijau".

NTB bersih ini masalah manajemen sampah, NTB hijau itu masalah penghijauan. Karena kita sadar betul, salah satu kekuatan NTB dan Indonesia ini adalah lingkungannya. Kita sadar betul bahaya yang mengancam kita, betapa banyaknya sampah yang masuk ke laut.

Betapa banyaknya makhluk hidup yang dirugikan oleh sampah. Kalau sampah itu dikelola dengan baik, dipilah saja itu sudah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Nah, itulah yang kita coba perjuangkan.

Tapi memang tidak gampang, dan tidak semua orang semindset dengan kita. Menyatukan mindset juga tidak gampang.

Memang banyak yang kadang-kadang nyeletuk ini provinsi ngapain sih ngurus sampah karena domain provinsi itu bukan sampah rumah tangga, iya kan?

Kabupaten/kota yang punya tanggung jawab. Jadi kalau ada sampah di pinggir jalan, ada sampah di ini, itu tanggung jawab kabupaten/kota.

Cuma kita sadar betul kita provinsi NTB ini di dalamnya ada 10 kabupaten/kota. Kalau kita tidak di depan menginisiasi kemudian memfasilitasi, menjadikan itu sebagai perjuangan bersama, kan itu juga tidak akan jalan-jalan.

Kita merasa harus di depan sehingga itulah kita gagas itu NTB bersih, NTB hijau. Memang sekali lagi bicara nyambungnya dengan kabupaten/kota tidak gampang.

Tapi alhamdulillah semakin kemari walaupun tidak instan begitu kita launching semua langsung ikut ya tidak begitu.

Tetapi alhamdulillah setp by step kabupaten/kota juga nyambung gitu. Seperti Lombok Barat dia punya program ijo nol dedoro ya sama dengan Mataram juga sudah mulai.
Sekarang kita lihat kan di Mataram di jalan-jalan besar ini tidak menumpuk sampah.

Iya benar Ibu. Sejumlah kolega kami dari luar kota punya kesan kota Mataram ini lumayan bersih, diurus dengan baik.

Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Muslimun NWDI, Kebun Kongok, Lombok Barat, Selasa (10/5/2022).
Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Muslimun NWDI, Kebun Kongok, Lombok Barat, Selasa (10/5/2022). (Dok.Pemprov NTB)

Iya, iya kan kalau kota itu satu bersih dulu. Entar yang lain-lain. Kan banyak kotayang sederhana bangunannya tapi bersih, indah, orang bilang beeh kota ini.

Tapi misalnya kota bangunan menjulang keren-keren tapi kotor, orang pasti ‘aduh kota ini bener-bener gak diurus’ kan gitu?

Alhamdulillah step by step 10 kabupaten/kota, di Sumbawa juga ya rata-rata semua mulai berbenah. Apalagi sekarang Lombok Tengah ada Mandalika, ini sudah tidak bisa mundur lagi.

Pengelolaan sampah menjadi hal yang wajib, harus dilakukan. Begitu pula dengan penghijauannya. Makanya kita betul-betul mendorong kebersamaan ini. Memang kita tahu mengelola sampah itu butuh cost besar.

Kita lihat saja negara-negara maju berapa persen dari anggaran negaranya itu khusus untuk lingkungan. Kita itu masih sangat-sangat kecil.

Kita butuh kebersamaan semua pihak. Tapi alhamdulillah kalau kita melihat progresnya sampai sekarang baik, yang paling penting bagaimana hulu ke hilir.

Kita upayakan hilirisasai ada. Nah, artinya sampah isa terkelola menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Insya Allah nanti di TPA Kebon Kongok itu pun sementara untuk dikelola. Tidak boleh menumpuk sampah doang.

Nanti sejak September 2022 ini sudah tidak boleh lagi sampah dibawa ke TPA yang tidak terpisah. Itu harus dipisah dulu sehingga nanti dibawa ke pabrik yang akan mengolah.

Kita di NTB Insya Allah akan ada pabrik bata plastik. Sudah peletakan batu pertama.

Kemudian ada juga pabrik pyrolisis. Pyrolisis itu dari plastik jadi bahan bakar. Kalau bata plastik itu dari plastik menjadi bata plastik yang bisa bikin rumah kayak bikin lego. Jadi satu kamar itu bisa 5 jam selesai.

Satu rumah bisa satu hari selesai. Cuma dengan pondasi dan lain-lainnya ya seminggulah. Jadi itu misalnya untuk rumah dalam kondisi bencana atau RTG (rumah tahan gempa) itu bagus banget.

Pembangunan pabrik kerja sama dengan pihak swasta atau bagaimana Ibu?

Nanti swasta, akan jadi pabrik pertama di Asia. Sudah ada contohnya, jadi sekolah, rumah yang dibuat dengan plastik blok ini sudah ada di KLU (Kabupaten Lombok Utara).

Ada sekolah korban gempa, ada yayasan yang membantu ke situ. Tapi masih diimpor dari Finlandia bata plastiknya.

Nah, kalau sudah diproduksi di sini nanti kita pakai itu untuk RTG, untuk program-program yang membutuhkan rumah cepat dan ekonomis. Tahan gempa, ekonomis, dibuatnya cepat dan bagus.

Bahan untuk rumah-rumah sederhana itu sangat bagus dan akan menjadi yang pertama di Asia. Nah, ini yang sedang kita ikhtiarkan. Semoga akhir tahun ini sudah terbangun.

Kemudian pabrik RDF juga rencananya akhir tahun ini. RDF itu mengelola sampah menjadi bahan bakar untuk PLTU Jeranjang.

Kita sudah teken kontrak dengan PLTU Jerangjang nanti 100 persen dari bahan bakarnya itu dari RDF.

Pyrolisis dari plastik jadi bahan bakar bisa solar, bisa bensin. Nah, itu yang sedang kita ikhtiarkan sekarang.

Jumlah bank sampah sekarang, alhamdulillah dari yang dulu cuma 100-an bank sampah sekarang sudah 500-an lebih bank sampah. Jadi itu kita dorong.

Memang tidak bisa seperti membalik telapak tangan tapi paling tidak NTB itu sudah punya semua payung hukumnya.

Payung hukum memang tugas (pemerintah) provinsi ya. Itu sudah ada Perda, sudah ada Pergub (peraturan gubernur) semua sudah lengkap kita. Lengkapnya mulai dari tahun 2020-2021. Kemudian bank sampah sudah jauh lebih banyak.

Hilirisasi bisa kita lihat etalase di pinggir jalan, baik itu jalan nasional, jalan provinsi sudah bisa dibilang tidak ada tumpukan sampah.

Kalaupun ada tumpukan sampah biasanya masyarakat yang teriak langsung dilaporin baik lewat NTB Care atau langsung ke saya kadang, ke Pak Gub. Kayanya masyarakat NTB sudah gerah liat sampah di pinggir jalan tapi memang kita masih punya PR.

Kadang-kadang sampah di dekat pasar ya masih berantakan.

Tapi secara umum visitor (pengunjung) kalau datang ke NTB biasanya dari BIZAM (bandara) ke Mataram terus kesannya, wah NTB ini bersih ya, jalannya bagus, indah gitu, hijau gitu. Padahal kalau menurut kita ya belum maksimal.

Pengelolaan sampah, penghijauan ini bukan hanya urusan pemerintah harus menjadi habit masyarakat. Masuk edukasinya dari TK sampai SMA dan perguruan tinggi.

Untuk yang langsung di bawah supervisi kami adalah SMA, SMK dan SLB itu kami tegaskan.
Jadi 30 persen penilaian untuk kepala sekolah tu masalah lingkungan karena sangat penting untuk anak-anak.

Kalau anak-anak SMAK/SMK/SLB sudah tertanam nilai tentang lingkungan yang bersih.

Alhamdulillah, silakan dicek SMA/SMK kita rata-rata bersih, hijau. Pokoknya tidak boleh, tidak hijau dan tidak boleh, tidak bersih gitu kan. Terus-menerus kita tingkatkan.

Targetnya tahun 2023 kalau bisa NTB itu bebas sampah. Tetap optimistis ya bu?

Saya optimis, selalu optimistis karena dengan optimisme itu kita punya semangat.
Dengan optimisme itu kita mau berlari.

Karena kalau target kita rendah-rendah juga akhirnya kita ‘kalau target segini saya tidur-tidur juga sampai ni target’. Tapi kalau targetnya tinggi kita berusaha semaksimal kita mampu. Hasilnya terlihat signifikan.

Ibu punya aktivitas   cukup padat. Selain tanggung jawab sebagai wakil Gubernur, Ibu juga rektor dan pimpinan partai. Bisa berbagi tips bagaimana mengatur waktu?

Kita mikirnya hidup itu kan buat ibadah, ya diniatin buat ibadah, tidak usah cepat mengeluh. Jadi semua tugas tanggung jawab itu kalau mau bernilai ibadah diniatkan yang bagus-bagus nilainya ibadah.

Ndak hanya dapat capek tapi juga mudah-mudahan Allah kasih pahala. Saya dinasehati sama Umi saya, kamu kalau masih punya ilmu, ilmu harus yang barokah.

Ilmu yang barokah itu maksudnya ilmu yang bermanfaat gitu loh. Jadi kalau kita punya ilmu cuma dikeep (disimpan) untuk kita sendiri itu namanya gak barokah.

Tapi kalau kamu punya ilmu bisa buat orang lain, bisa buat masyarakat itu namanya barokah. Apapun yang kita punya, mau ilmu, mau harta, mau apa itu buat orang banyak itu barokah. Saya diajarin gitu. Jalani ya senang aja. Enjoy saja gitu.

Selalu ada memang masalah di setiap pekerjaan tapi masalah itu kan bukan menghentikan langkah kita. Tapi masalah itu menjadi media pembelajaran untuk kita makin pintar ke depannya.

Kalau kamu menghadapi tantangan itu bukan untuk menghancurkan kamu tapi justru untuk memperkuat kita. Positif thinking saja. Dibawa senang.

Karena kan kita hidup sehari 24 jam, kita tidur paling maksimal 8 jam. Nah, sisanya 18 jam, selama kita dengan sadar mengaturnya dengan baik ya semuanya pasti tertangani dengan baik. Asal happy aja bawanya.

Kalau di kampus Universitas Hamzanwadi Ibu Rohmi masih mengajar?

Kalau ngajar saya sudah ngga, tapi kalau kuliah umum saya masih. Sekarang kan kita tidak terputus karena dimudahkan teknologi. Bisa via zoom kalau gak bisa datang. Jadi lebih fleksibel.

Memang teknologi luar biasa ya membantu hidup kita. Kalau undang zoom ya tinggal diatur aja. Kalau zoom itu di mana aja kita bisa sisihkan waktu.

Bu Rohmi bisa bagikan tips menjaga agar tubuh tetap fit dan tampil fresh dalam berbagai acara.

Kalau dibilang tips, ya selalu bersyukur. Itu yang pertama. Karena kalau kita bersyukur itu pasti kita punya energi positif yang keluar. Sama dekat dengan Allah, tempat ngadu kita kan Allah.

Kalau kegiatan olahraga saya itu yang simpel, sepeda statis. Sepeda statis setengah jam setiap hari, itu saja. Kalau jalan kan memang sering jalan (dalam tugas sebagai wagub).

Aktivitas tetap yah sepeda statis saja cuma setengah jam. Makan makanan yang bergizi, yang sehat ya sahur dan buah.

Tidak ada diet khusus?

Ndak, kalau makanan lebih ke sayur buah, kurangi yang lemak. Itu saja. Bersyukur ya, apapun kita syukuri jadi positif thinking. Jangan sedikit-dikit negatif thinking jadi berkerut.

Semacam closing statement, silakan Ibu Rohmi menyampaikan pesan pada tribunners lebih khusus masyarakat NTB.

Untuk tribunners utamanya masyarakat NTB ya, saya tentunya atas nama pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat mengucapkan terima kasih.

Keguyuban masyarakat NTB ini luar biasa sehingga kita di NTB ini walaupun masa pandemi dua tahun sebelumnya ada gempa tapi karena keguyuban kita, gotong royong kita, kondusivitas yang kita hadirkan ini membuat kita tetap membangun. Tetap bisa bergerak. Tetap bisa melakukan sesuatu produktif.

Keadaan NTB juga tidak terlalu terpuruk ya. Apalagi kemarin MotoGP Mandalika sukses tergelar, kemudian program-program pemerintah baik program bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, ekonomi itu semuanya bisa berjalan, alhamdulillah dengan baik.

Semua ini berkat kerja sama seluruh pihak dan masyarakat NTB. Mari kita jaga kondusivitas daerah kita.

Mari kita terus bersama-sama bergotong royong agar program-program yang digagas pemerintah untuk kebaikan kita bersama ini bisa berhasil semua.

Intinya bagaimana masyarakat NTB sehat, bagaimana masyarakat NTB pendidikannya baik, ekonominya baik, lingkungannya juga terjaga.

Karena daerah kita ini luar biasa indahnya, ini adalah nikmat Allah yang harus betul-betul kita syukuri. Kita jaga selalu agar NTB semakin indah, asri, lestari. (patayatul wahidah)

Simak wawancara khusus lainnya di sini

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved