PM Scott Morrison Kalah Dalam Pemilu Australia, Anthony Albanese Siap Ambil Alih Kekuasaan
Hasil pemilihan awal menunjukkan Partai Buruh mengalahkan koalisi konservatif Perdana Menteri Scott Morrison.
TRIBUNLOMBOK.COM, CANBERRA - Kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison segera berakhir setelah koalisi partainya kalah dalam Pemilu Australia 2022.
Pemimpin Partai Buruh Anthony Albanese kini siap mengambil alih pemerintahan Australia yang sembilan tahun terakhir dikuasai Partai Konservatif.
Hasil pemilihan awal menunjukkan Partai Buruh mengalahkan koalisi konservatif Perdana Menteri Scott Morrison.
Baca juga: Penerbangan Langsung dari Malaysia dan Australia ke Lombok Dibuka Lagi, NTB Harap Berkah Wisman
Baca juga: Tanggapan MGPA soal Sirkuit Mandalika Tidak Lagi Jadi Seri Penutup WSBK 2022 Digantikan Australia
Pemilih Australia memberikan teguran keras kepada pemerintah kanan-tengah, dengan cara amendukung oposisi kiri-tengah yang menjanjikan tindakan lebih keras terhadap perubahan iklim.
Albanese menerima setidaknya 72 dari 76 suara yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan mayoritas, namun diyakini dapat mengisi sisanya dengan bantuan dari pemenang independen dan partai kecil.
Demikian menurut Komisi Pemilihan Australia.
Kemenangan Partai Buruh, yang mengusung platform "pembaruan bukan revolusi," menunjukkan teguran yang signifikan dari Australia yang berusaha untuk lebih fokus pada isu-isu iklim, dari banyak isu lainnya.
Partai Buruh berjanji untuk hampir menggandakan target Australia 2030 untuk pengurangan emisi karbon, melindungi Great Barrier Reef negara itu, spesies yang terancam punah, dan pemulihan akibat kebakaran hutan.
CEO kelompok penelitian Dewan Iklim, Amanda McKenzie, mengatakan pada Sabtu (21/5/2022) bahwa tanggapan pada perubahan iklim pada akhirnya merupakan penentu utama pemungutan suara.
“Jutaan orang Australia telah mengutamakan iklim. Sekarang, saatnya untuk mengatur ulang secara radikal tentang bagaimana negara besar kita ini bertindak atas tantangan iklim,” katanya dalam sebuah pernyataan, menurut CNN.
Seorang pemilih, Ethan Smith yang berusia 20 tahun, menggemakan sentimen itu dengan menjelaskan mengapa dia mendukung kebijakan iklim Partai Buruh.
"Semua orang lebih peduli tentang pekerjaan, tetapi saya pikir kita harus melihat masalah yang lebih besar. Saya pikir ini (iklim) adalah masalah global; itu berdampak pada semua orang," katanya kepada The New York Times.
Menurutnya Australia perlu membuat langkah menuju target nol bersih, dengan cara melibatkan orang-orang yang bekerja di sektor pertambangan, yang perlu dilatih kembali ke sektor baru.
“Partai Buruh memiliki kebijakan untuk itu,” tegasnya.
Perdana Menteri Australia yang maju sebagai petahana telah turun popularitasnya dalam jajak pendapat yang diambil menjelang pemilihan. Dia pun mengakui kekalahan dengan menyatakan bahwa dia "selalu percaya pada orang Australia dan penilaian mereka," dan "siap untuk menerima putusan mereka."
Albanese, pada gilirannya, mengunggah video pendukungnya yang bersorak untuk kemenangan. Janji Albanese Albanese adalah pemimpin Partai Buruh keempat yang memenangkan kendali pemerintah Australia sejak Perang Dunia II.
Dalam kampanyenya, dia berjanji membangun kembali hubungan luar negeri, meningkatkan upah minimum nasional, dan untuk memasok lebih banyak dana ke pusat penitipan anak, panti jompo, dan layanan disabilitas.
Kebijakan perubahan iklimnya termasuk janji untuk mengurangi emisi sebesar 43 persen pada 2030 dan mencapai nol bersih pada 2050.
Dalam upaya untuk peralihan ke energi terbarukan, Partai Buruh berencana meningkatkan jaringan energi negara, dan meluncurkan bank surya dan baterai komunitas.
Namun, Albanese mengatakan masih akan menyetujui proyek tambang batu bara baru jika proyek tersebut "bertumpuk secara lingkungan dan komersial," menurut The Sydney Morning Herald.
Tujuan partai juga kurang sejalan dengan target menjaga kenaikan suhu global dalam 1,5 derajat Celcius, seperti yang dituangkan dalam Perjanjian Paris internasional.
Meskipun demikian, kebijakan kiri-tengah Albanese mencerminkan pendekatan yang lebih kuat untuk perubahan khususnya soal iklim, daripada yang disajikan di bawah kepemimpinan Morrison, yang pada akhirnya memberikan sedikit pengakuan terhadap masalah iklim.
Kemenangan Albanese juga datang hanya dua bulan setelah Morrison dikecam setelah sebuah laporan ekstensif menemukan bahwa pemerintahnya tidak berbuat cukup untuk melindungi Great Barrier Reef dari pemutihan karang yang signifikan.
"Malam ini, rakyat Australia telah memilih perubahan," kata Albanese dalam pidato kemenangannya sebagaimana dilansir Newsweek.
"Saya akan bekerja setiap hari untuk menyatukan orang Australia. Dan saya akan memimpin pemerintahan yang layak bagi rakyat Australia," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Setelah 9 Tahun Berkuasa, Pemerintah Konservatif Kalah dalam Pemilu Australia karena Isu Iklim