Wisata Lombok
Mengenal Kawasan Wisata Suranadi Lombok Barat yang Kembali Ramai Dikunjungi Wisatawan Lokal
Kawasan wisata Suranadi, Lombok Barat merupakan wilayah dengan mayoritas hutan yang masih terjaga keasriannya
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Kawasan wisata Suranadi di Lombok Barat kembali ramai dikunjungi wisatawan setelah 2 tahun terakhir sepi karena pandemi Covid-19.
Dari pantauan TribunLombok.com sejak sepekan lalu hingga pada Minggu (22/5/2022), ramainya kawasan yang kaya pemandian alami ini tak lepas dari libur lebaran dan kebijakan pelonggaran protokol kesehatan Covid-19.
Masyarakat pun kini tak ragu datang ke tempat wisata bahkan tanpa mengenakan masker.
Baca juga: Masyarakat Serbu Objek Wisata Suranadi, Sebagian Tanpa Mengenakan Masker
Kawasan wisata Suranadi, Lombok Barat merupakan wilayah dengan mayoritas hutan yang masih terjaga keasriannya.
Kawasan ini juga menjadi sentra kuliner khas Lombok, yakni sate bulayak, hingga tempat hidupnya satwa seperti monyet dan beragam jenis burung.
Di kawasan wisata Suranadi, terdapat wilayah hutan lindung yang bernama Taman Wisata Alam Suranadi.
Dikelola negara sejak 15 Oktober 1976 dengan luas 52 Ha dengan SK Mentan No.464/Kpts/Um/10/76.
Hutan itu dipagari dengan bagian dalam kehidupannya yang masih terjaga.
Terletak 17 kilometer ke arah timur dari pusat Kota Mataram dengan memakan waktu 1 jam mengendarai motor.
Terdapat ratusan jenis pohon di taman wisata alam Suranadi, beberapa di antaranya Beringin, Garu, Kemiri, dan Pulai.
Hingga saat ini, jenis pepohonan terus terjaga dan bertambah seiring aktivitas simbiosis yang terjadi.
Adapun harga tiket yang perlu dibayar untuk masuk ke kawasan wisata alam Suranadi yakni sebesar Rp5 ribu, dan ongkos parkir juga dengan harga yang sama.
Monyet-monyet di kawasan Suranadi yang sudah berjumlah banya itu, tidak hanya hidup di kawasan hutan, tapi juga hingga ke lingkungan tempat manusia beraktivitas.
Mereka bahkan kerap bergelantungan mula-mula dari pohon, kemudian ke kanopi pertokoan untuk mencuri berbagai makanan yang dijual pedagang.
Sejak menjadi kawasan wisata pada tahun 1970an, mulai banyak masyarakat menggeluti bisnis di sekitar tempat wisata alam Suranadi.
Salah satu yang menjadi khas di sentra kuliner di wilayah tersebut ialah sate bulayak.
Satu bulayak adalah kuliner khas Lombok berupa sate daging ayam dan sapi.
Dihidangkan dengan seporsi lontong seukuran sejengkal yang disebut bulayak, makanan ini kemudian diberi bumbu sambal yang terbuat dari bahan-bahan dasar.
Seperi cabai, tomat, minyak, laos, dan sejumlah resep rempah-rempah rahasia yang diwariskan secara turun-temurun.
Untuk seporsi sate bulayak, bisa didapatkan dengan harga Rp25 ribu. Bila ingin menambah kenikmatan, pengunjung dapat memesan minuman berupa buah kelapa dengan harga Rp10 ribu.

Banyaknya pohon yang tumbuh di kawasan wisata alam Suranadi membuat pasokan air yang mengalir di kawasan tersebut menjadi segar.
Selain itu, kawasan yang melimpah dengan cadangan mineral ini memiliki lima sumber mata air yang terkenal: air pembersih, air pelukatan, patirtaan, air tabah, dan air pengentas.
Baca juga: Dodol Khas Suranadi Lombok Barat, Camilan Oleh-oleh Pilihan Berbuka Puasa
Semua sumber mata air berdampingan dengan keberadaan pura yang menjadi tempat beribadahnya umat Hindu di Lombok.
Air-air itu pun kerap kali menjadi tempat pemandian atau pembersihan suci yang sering digunakan umat Hindu saat melakukan ritual atau ibadah tertentu.
Untuk kolam pemandian Suranadi yang berdekatan dengan Pura Suranadi, dapat diakses umum bila pengunjung ingin menikmatinya, perlu membayar biaya sebesar Rp10 ribu per orang.
(*)