Konflik Rusia vs Ukraina
Jaksa Ukraina Minta Tentara Rusia yang Bunuh Warga Sipil Dihukum Seumur Hidup
Tentara Rusia bernama Shishimarin tersebut dituduh membunuh seorang warga sipil tak bersenjata.
TRIBUNLOMBOK.COM, KYIV - Jaksa negara Ukraina meminta hakim pengadilan negeri itu menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada seorang tentara Rusia.
Tentara Rusia bernama Shishimarin tersebut dituduh membunuh seorang warga sipil tak bersenjata.
Reuters melaporkan, sidang tuntutan dalam pengadilan kejahatan perang, Kamis (19/5/2022) itu merupakan yang pertama terkait invasi Rusia yang dimulai sejak 24 Februari 2022.
Baca juga: UEFA Resmi Larang Rusia Mengikuti Semua Kompetisi Sepak Bola Eropa Musim 2022-2023
Baca juga: Bule Cewek Asal Rusia yang Bikin Heboh Dideportasi, Gubernur Bali Sebut Tak Cukup Meminta Maaf
Shishimarin, komandan tank Rusia berusia 21 tahun, meminta janda Kateryna Shelipova untuk memaafkannya atas pembunuhan suaminya, Oleksandr, di desa Chupakhivka, Ukraina timur laut pada 28 Februari lalu.
"Saya mengakui kesalahan saya. Saya meminta Anda untuk memaafkan saya," katanya kepada Shelipova saat sidang. Dia telah mengaku bersalah atas pembunuhan pada hari Rabu (18/5/2022).
Pembunuhan Oleksandr Shelipov adalah salah satu dari apa yang Ukraina dan negara-negara Barat katakan sebagai kekejaman dan kebrutalan terhadap warga sipil selama invasi.
Ukraina telah mengidentifikasi lebih dari 10.000 kemungkinan kejahatan perang.
Pemerintah Rusia tetap membantah menargetkan warga sipil atau terlibat dalam kejahatan perang.
Pada sidang pengadilan hari Kamis (19/5/2022), Shishimarin membuat semacam tontonan sedih dari balik bilik kaca.
Dia tampak kekanak-kanakan, mengenakan olahraga dan dengan kepala dicukur.
Kremlin mengatakan tidak memiliki informasi tentang persidangan dan bahwa tidak adanya misi diplomatik di Ukraina membatasi kemampuan mereka memberikan bantuan.
Janda itu mengatakan kepada pengadilan bahwa pada hari suaminya terbunuh, dia mendengar tembakan dari jauh dari halaman rumah.
"Saya lari ke suami saya, dia sudah mati. Ditembak di kepala. Saya teriak, saya teriak sekencang-kencangnya," katanya. Dia tampak putus asa dan suaranya bergetar karena emosi.
Shelipova mengatakan kepada pengadilan bahwa dia tidak akan keberatan jika
Shishimarin dibebaskan ke Rusia sebagai bagian dari pertukaran tahanan untuk mengeluarkan "anak-anak kita" dari kota pelabuhan Mariupol.
Ini jadi sebuah opsi untuk ratusan tentara Ukraina yang yang telah menyerahkan diri mereka ke Rusia.
Jaksa negara bagian Ukraina mengatakan Shishimarin melepaskan beberapa tembakan dengan senapan serbu ke kepala seorang warga sipil dari sebuah mobil setelah diperintahkan untuk melakukannya.