608 Ekor Sapi di Lombok Tengah Terpapar PMK, Dinas Pertanian: 163 Ekor Sudah Sembuh
Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Lombok Tengah hingga saat telah berjumlah 608 ekor.
Penulis: Lalu M Gitan Prahana | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunlombok.com Lalu M Gitan Prahana
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Lombok Tengah telah menginfeksi 608 ekor.
Jumlah tersebut berada di empat kecamatan di Lombok Tengah, yakni Praya Tengah, Jonggat, Praya Timur dan Praya Barat.
"Adapun jumlah sapi yang paling banyak terpapar berada di Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah yang berjumlah 400 ekor," terang Lalu Taufikurahman, selaku Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Kamis (19/5/2022).
Dimana yang berhasil disembuhkan sebanyak 168 ekor dan yang dipotong paksa ada 1 ekor.
Baca juga: Sengketa PAW Partai Nasdem Kota Bima, Penggugat dan Tergugat Dimediasi
Kemudian untuk kecamatan Jonggat ada sebanyak 153 ekor yang berada di Desa Sukerare, Nyerot, Barejulat dan Puyung dengan jumlah yang sudah sembuh sebanyak 19 ekor.
Sedangkan untuk di wilayah Praya Timur ada sebanyak 54 ekor yang berada di Desa Sakraja
"Terakhir di Kecamatan Praya Barat ada 1 ekor. Namun sudah berhasil disembuhkan," ungkap Kadis Pertanian tersebut.
"Sehingga untuk kasus kematian ternak akibat PMK di Kabupaten Lombok Tengah sampai saat ini masih belum ada," lanjutnya.
Lalu Taufikurahman juga menyampaikan berbagai penanganan yang telah dilakukan dalam mengatasi wabah PMK pada hewan ternak tersebut.
Baca juga: Kemenparekraf Gelar Diskusi Kelompok Terpumpun Subsektor Ekonomi Kreatif Unggulan di Mataram
Baca juga: Gubernur NTB Temui 10 Mahasiswa yang Ditangkap Polda NTB, Ajak Bupati Bima Berikan Bantuan
"Sementara ini ada beberapa cara yang sedang kami lakukan, diantaranya melakukan isolasi, baik untuk ternak sehat ataupun sakit," ungkapnya.
"Kemudian bio security di tegakan, seperti pemisahan hewan sakit, pembersihan kandang, disinfektan dan langkah terakhir yaitu pengobatan," pungkas Lalu Taufikurahman.
(*)