Kebakaran Kilang Minyak di Balikpapan, Ledakan Terdengar 2 KM Lalu Muncul Asap Tebal, Korban 5 Orang
Suara keras itu bahkan terdengar sampai ke warga yang berada sekitar 2 kilometer dari lokasi kejadian.
Tidak hanya rumah, Rasmani harus melihat tumpukan padi yang baru saja dipanen telah menjadi sekam hangus.
Uang tunai Rp 50 juta, hasil gadai STNK mobil untuk persiapan tanam bawang pun telah menjadi abu.
"Termasuk emas saya, 5 gram juga terbakar. Saya masih berharap bisa temukan," akunya, menatap puing rumah yang menghitam karena terbakar.
Rasmani tidak sendiri, petani lainnya Yunita juga mengalami nasib serupa.
Rumah dua lantai yang dimilikinya, terbakar beserta perabotannya.
Tidak hanya itu, bibit bawang sebanyak 4 ton dan sertifikat lahan hangus tanpa menyisakan bekas.
"Rumah kosong. Saya, suami bersama tiga anak ada di Sumbawa untuk persiapan tanam bawang," ungkapnya.
Yunita perkirakan kerugian yang diderita mencapai Rp 300 juta lebih.
Saat ini, ia bersama korban kebakaran lain menumpang di rumah tetangga dan saudara.
Ia berharap, akan ada bantuan pemerintah sekedar untuk membangun rumah sementara.
Sedangkan untuk harapan menanam pada musim tanam bawang ini, Yunita mengaku belum bisa memikirkannya.
"Sudah tidak ada harapan lagi rasanya, semuanya sudah hangus," pungkasnya.

Kecamatan Belo Jadi 'Langganan' Kebakaran
Dalam catatan media, Kecamatan Belo Kabupaten Bima menjadi kecamatan yang kerap terjadi musibah kebakaran.
Beberapa desa yang paling sering di antaranya, Desa Ngali dan Desa Renda.
Dua desa ini bersebelahan, dengan latar belakang kehidupan sosial kemasyarakatan yang hampir sama.
Warganya mayoritas petani bawang, sehingga rumah penduduk di dua desa ini juga mayoritas jenis rumah panggung (kayu) dengan atap seng.
Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tapi juga sebagai gudang penyimpanan bawang.
Baca juga: Penyebab Kebakaran di Desa Renda Bima Belum Diketahui, Warga Kecewa Mobil Pemadam Terlambat Datang
Inilah menjadi alasan rumah penduduk di Desa Ngali, Renda dan desa sekitarnya beratapkan seng dan induk rumah dari kayu.
Camat Belo, Rijal Mukhlis mengakui kecamatannya tersebut kerap menjadi langganan kebakaran.
Satu-satunya mobil pemadam kebakaran yang di siagakan di kantor camat, telah rusak sejak tahun 2021 lalu.
"Rusak saat digunakan untuk kebakaran di Ncenggu tahun 2021 lalu," akunya.
Rijal menjelaskan, sudah mengembalikan mobil damkar tersebut ke BPBD Kabupaten Bima untuk diperbaiki.
Alasannya, jangan sampai mobil yang rusak tersebut terlihat ada di kantor camat tapi tidak bisa digunakan ketika ada musibah kebakaran seperti sekarang ini.

"Sudah sempat diperbaiki, terus diserahkan ke kita. Tapi ketika saya coba, masih rusak. Jadi saya kembalikan lagi, sampai sekarang belum kembali," ujarnya.
Pada tahun-tahun sebelumnya, kebakaran besar juga menghanguskan puluhan rumah warga Desa Ngali.
Lambannya mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi, selalu muncul dari warga ketika musibah ini terjadi.
Baca juga: BREAKING NEWS: Puluhan Rumah di Desa Renda Bima Dilahap Si Jago Merah
Sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Bima memikirkan, bagaimana musibah yang menjadi langganan ini bisa segera diatasi sebelum membesar.
Tidak hanya menyediakan mobil damkar, tapi petugas yang siaga 24 jam dan anggaran pemeliharaan yang memadai sehingga armada siap digunakan setiap saat.
(Kompas/ Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain dan Kontributor Balikpapan, Ahmad Riyadi)