Yayasan Peduli PMI Hadir di Lombok Timur, Tekad Cegah Kasus Nonprosedural hingga Bangun Koperasi
selain berfokus pada persoalan yang dialami PMI, YPTKIS juga tidak luput untuk membantu masyarakat, terutama keluarga PMI yang misalnya sakit
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Wakil Ketua Umum Yayasan Peduli Tenaga Kerja Indonesia Sejahtera (YPTKIS) Subhan Bakhtiar mengatakan NTB (NTB) sebagai salah satu daerah penyuplai Pekerja Migran Indonesia (PMI) terbesar di Indonesia.
Tentu hal itu, kata dia, berdampak pada munculnya berbagai macam permasalahan, seperti kasus perdagangan orang, sakit, kecelakaan kerja, dan lain-lain.
Pejabat di Disnakertrans Lombok Timur itu menyebutkan, pekerja migran nonprosedural di NTB berdasarkan data BP2MI sampai saat ini mencapai hampir 72 persen.
Baca juga: Peternak di Lombok Timur Diminta Mengisolasi Sapi yang Terpapar Virus
"Ini akan menjadi sebuah permasalahan di Negara kita, khususnya di daerah NTB, " ujarnya saat dikonfirmasi TribunLombok.com, Sabtu (14/5/2022).
Subhan mengatakan, PMI di Lombok Timur saat ini masih dirundung banyak permasalahan.
Hal itu, kata dia, tentu akan sangat merepotkan pemerintah.
"Dengan berdirinya YPTKIS, kedepan YPTKIS akan menjadi mitra pemerintah, baik pemerintah pusat, dalam hal ini Menteri Tenaga Kerja, maupun pemerintah daerah ditingkat Provinsi maupun Kabupaten," terangnya.
Dia menyebut, YPTKIS kedepannya akan bergerak di semua leading sector dan lebih mengedepankan pada perlindungan dan persoalan-persolan sosial.
"YPTKIS ini sudah terbentuk hampir di seluruh Kabupaten dan Kota di NTB. Itu sudah dikukuhkan oleh bapak-bapak para Bupati di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Barat," ucapnya.
Pada pekan depan, terang dia, akan dilakukan pengukuhan untuk PAC ditingkat kecamatan maupun di tingkat desa sebagai perpanjangan tangan DPP untuk membantu Pemerintah.
"Misalnya terkait dengan permasalahan banyaknya nonprosedural, nah nanti kita ada program pembinaan, ada program sosialisasi dari YPTKIS," katanya.
Dengan demikian, PAC masing-masing kecamatan dan desa bertugas untuk melakukan sosialisasi kepada Masyarakat tetang bagaimana menjadi PMI yang Prosedural sehingga tidak menimbulkan permasalahan di luar negeri.
Ketua Umum YPTKIS Henly Sunardi mengatakan, sejak baru berdirinya YPTKIS sudah memiliki koperasi.
Koperasi itu diharapkan dapat membantu PMI dan Purna PMI yang membutuhkan modal usaha.
Selain itu, lanjut dia, YPTKIS ke depan bisa membantu pemerintah untuk sama-sama melakukan pembinaan terhadap purna PMI.
Diharapkan agar PMI punya kemandirian dalam berwirausaha.
"Untuk mencapai itu, kita akan berkoordinasi dengan stakeholder yang ada, baik dinas peradangan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Sosial dan pihak-pihak terkait" katanya.
Lebih jauh Henly selain berfokus pada persoalan yang dialami PMI, YPTKIS juga tidak luput untuk membantu masyarakat, terutama keluarga PMI yang misalnya sakit dan lain sebagainya.
Baca juga: Piala Harum 2022: Kericuhan Mewarnai Pertandingan Antara Bebidas Vs Karang Genteng
"Nah Alhamdulillah dalam waktu dekat ini kita juga akan punya ambulan, kita manfaatkan untuk membantu pemulangan PMI yang sakit, meninggal dan masyarakat," terangnya.
Tidak dipungkiri dia, permasalahan yang kerap dialami PMI jika semua pihak secara bersama-sama membantu tentu akan ada jalan keluar.
"Terutama untuk purna PMI, kalau diberdayakan itu sangat bagus, karena dia pulang dengan keahlian semasa mereka bekerja di luar negeri," tutupnya.
(*)