Berita Lombok Tengah

Rachmat Hidayat Jelaskan Visi Pancasila Ala Bung Karno, Bakar Semangat Gotong Royong Warga Desa Kawo

Pancasila 1 Juni 1945, kata Rachmat terkandung di dalamnya falsafah negara sebagai pegangan hidup.

Editor: Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI
H Rachmat Hidayat, anggota komisi VIII DPR RI yang juga salah seorang dari sembilan pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat memberikan pemaparan soal ide pancasila ala Bung Karno di Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah pada Rabu, (11/5/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAHAnggota DPR RI dari fraksi PDIP dapil NTB 2 Pulau Lombok H Rachmat Hidayat membakar semangat warga Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah pada Rabu, (11/5/2022).

Anggota Komisi VIII DPR RI itu bercerita tentang ide visioner Soekarno dalam Pancasila.

Tema tersebut ia pilih dalam rangka menyambut bulan bakti Bung Karno yang akan jatuh pada Juni mendatang.

Baca juga: Rachmat Hidayat Serahkan Bantuan Kepada Penderita Lumpuh Layu di Lombok

Baca juga: Rachmat Hidayat, HBK, dan Mohan Roliskana Bertemu, Persiapan Pilgub 2024?

Menurut salah seorang dari 9 pendiri PDIP itu, semangat dan cita-cita Pancasila yang ditelurkan Bung Karno mengandung cita-cita luhur yang sudah lebih dari cukup dijadikan pedoman bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Sengaja saya mendahului bulan bakti bung karno, yang jatuh pada 1 Juni. Penting kita ketahui Bapak/Ibu sekalian tanggal 1 Juni itu hari pidatonya Bung Karno ketika melahirkan Pancasila," kata Rachmat Hidayat di hadapan ratusan warga Desa Kawo.  

Pancasila 1 Juni 1945, kata Rachmat terkandung di dalamnya falsafah negara sebagai pegangan hidup.

Tak hanya di dunia, melainkan juga di akhirat

Agenda silaturahmi yang dilakukan dirinya, semata-mata guna melaksanakan nilai-nilai Pancasila sila kedua yakni kemanusiaan yang adil dan beradab.

Sebagai manusia, kata Rachmat bahwa kesimbangan dalam merawat hubungan itu mesti dilakukan.

Terutama dalam konteks hablumminallah dan hablumminannas.

Dalam kesempatan tersebut, politisi senior NTB itu menyorot soal makin buruknya kualitas lingkungan.

Menurutnya, kuantitas dan kualitas hutan sebagai penyangga hidup manusia kian terancam.

Kenyataan itu yang menurutnya harus menjadi perhatian bersama.

Menukil pendapat Bung Karno, Rachmat menyebut bahwa sosok proklamator bangs aitu telah mewariskan di dalam Pancasila, bahwa manusia tidak lepas hubungannya dengan alam semesta.

Bung Karno telah mengingatkan urgensi pelestarian hutan.

"Dalam rangka itu, saya membawa tanaman bibit untuk ditanam di desa ini, nanti juga akan menyebar di seluruh NTB. Pohon menyimpan air, air adalah sumber kehidupan," kata Rachmat Hidayat diikuti tepuk tangan warga yang hadir.  

Dalam kesempatan tersebut, Rachmat Hidayat menggelar kampanye penanaman bibit tanaman buah lokal di halaman masjid.

Kegiatan bakti sosial PDIP NTB juga diisi dengan penyerahan bantuan paket buah segar lokal ke masyarakat.

Pemberian buah segar ke masyarakat sekaligus sebagai edukasi pentingnya buah-buahan untuk dikonsumsi masyarakat karena kaya vitamin dan nutrisi.

Selain itu, gebrakan menanam pohon di halaman masjid adalah langkah baru yang mengajak masyarakat maupun stakeholder mengubah mindset bagaimana cara memakmurkan masjid.

"Semangat ini merupakan cara kita mengaktualisasikan ide dan gagasan bernas Bung Karno," paparnya.  

Jika kualitas alam khususnya tempat ibadah sudah layak, maka akan berimplikasi pada terciptanya kualitas SDM yang mumpuni.

Poin kedua yang disampaikan Rachmat Hidayat adalah soal urgensi peningkatan kualitas SDM.

Terciptanya masyarakat dan generasi penerus yang cerdas, kata Rachmat merupakan gagasan besar Bung Karno.  

"Cita-cita Bung Karno adalah masyarakat dan rakyat Indonesia harus pintar, tidak boleh bodoh," paparnya.

Membumikan Semangat Gotong Royong

Semua visi besar yang yang dikehendaki Bung Karno, kata Rachmat hanya akan dapat terlaksana jika semua masyarakat mengedepankan asas gotong royong.

Menurutnya, tanpa gotong royong, nilai-nilai dalam Pancasila akan sulit dijalankan.

Perasan dasar Negara Indonesia adalah semangat gotong royong. 

Bung Karno menyatakan gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua.

"Gotong royong sebagai ruh penggerak bangsa untuk mencapai Indonesia merdeka. Dengan semangat Gotong Royong itulah Indonesia kokoh berdiri di atasnya," tegas Rachmat Hidayat.

Sebagai penutup, Rachmat Hidayat berpesan agar masyarakat senantiasa membumikan sikap gotong royong.

Menurutnya, dengan sikap gotong royong segala persoalan akan bisa diselesaikan.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Rektor Universitas Mataram, Prof Dr Bambang Hari Kusumo, Anggota DPRD Provinsi NTB fraksi PDIP Ruslan Turmuzi, Anggota DPRD Kabupaten Lombok Tengah fraksi PDIP Suhaimi, Camat Pujut, sejumlah kepala desa dan ratusan masyarakat.

 

(*)

 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved