Event Peresean di Lombok Sedot Biaya Minimal Rp 74 Juta, Ketua Panitia Rela Rugi Demi Rakyat Senang
Terdapat pepadu yang harus dibayar lebih mahal karena jam terbang mereka yang tinggi
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Setiap event Peresean membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Ketua Panitia Peresean Perang Bintang Mayura Junaedi Ojah mengaku kerap kali harus merugi.
Junaedi mengestimasi kebutuhan anggaran sebesar Rp 74 juta untuk setiap kali melaksanakan pertarungan peresean.
Baca juga: Laga Hari Perdana Peresean Perang Bintang Mayura Jilid I, Pepadu Pulau Lombok Unjuk Pukulan Maut
Ia pun turut menjelaskan rincian mengapa event peresean bisa terbilang cukup mahal.
"Kita harus bayar transportasi mereka, uang rokok mereka, uang main mereka, belum lagi gamelan dan hal lainnya," jelas Junaedi, Rabu (11/5/2022).
Bahkan, dalam tujuh hari ke depan terdapat 35 partai, atau 70 pepadu (petarung) yang turut dibayar.
Khususnya, dalam 70 pepadu itu, terdapat pepadu yang harus dibayar lebih mahal, karena jam terbang mereka yang tinggi.
"Bayangkan kalau Ken Arok dari Jempong itu kita panggil, lumayan harganya, tapi agar masyarakat bisa senang, akan saya usahakan," jelas Junaedi.
Lain lagi dengan lokasi tuan rumah Mayura pun harus dibayar.
Namun, Junaedi merasa terbantu karena diperbolehkan membayar setengah harga.
"Itu merupakan dukungan moril dari pihak Mayura, terkait event Peresean yang sudah lamanya tiga tahun tidak pernah diadakan di sini," kata Junaedi.
Junaedi lantas bercita-cita bisa menciptakan sebuah Asosiasi Peresean se-Pulau Lombok agar dapat membuat event lebih besar bahkan go internasional.
Ketua Pengurus Taman Mayura Anak Agung Weh menyampaikan, gelaran peresean ini tidak semata unjuk kekuatan.
"Kami senang ada peresean lagi di sini, tetapi kami punya tujuan lain, yaitu edukasi," kata Agung.
