Kasus Keracunan Massal di Solo: Jumlah Korban Capai 49 Orang, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Kasus dugaan keracunan menu buka puasa bersama itu terjadi di masjid di kawasan Kelurahan Pucang Sawit, Kota Solo, Jawa Tengah.

Editor: Irsan Yamananda
Kompas/ Istimewa
ILUSTRASI Nasi Box yang sebabkan keracunan di Pucangsawit Solo. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Kasus keracunan massal di Solo menjadi sorotan.

Mengenai hal ini, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Solo angkat bicara.

Mereka masih menunggu hasil Laboratorium Forensik (Labfor), Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng).

Seperti diketahui, kasus dugaan keracunan menu buka puasa bersama itu terjadi di masjid di kawasan Kelurahan Pucang Sawit, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (30/4/2022).

Hingga berita ini ditulis, polisi belum menentukan tersangka.

Mereka menunggu hasil sampel makanan yang diserahkan ke laboratorium.

Baca juga: Konsumsi Ikan yang Mati Akibat Limbah, Belasan Warga Bima Keracunan

Baca juga: Puluhan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Lombok Tengah Keracunan setelah Makan Gorengan

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Solo, Kompol Djohan Andika.

"Belum ada yang ditetapkan tersangka.

Masih menunggu hasil sampel makan yang diserahkan ke tim Labfor Polda Jateng," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (6/5/2022).

Sebelumnya, puluhan warga mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu buka puasa bersama, dua hari sebelum Lebaran 2022.

Baca juga: Polisi Pastikan 4 Penambang di Sumbawa Tewas karena Keracunan Asap Genset

Mereka memakan menu olahan ayam yang dibungkus dalam boks.

Keesokan harinya pada Minggu (1/5/2022) siang, ada 49 warga yang mengalami gejala keracunan seperti muntah, mual dan pusing.

Para warga tersebut dilarikan di Rumah Sakit Peduli Solo dan Rumah Sakit Moewardi Kota Solo.

Karena kondisi diperkirakan mulai membaik, 48 orang diperbolehkan menjalani perawatan di rumah, pada Minggu (1/5/2022) sore. Sedangkan 1 warga di rawat Rumah Sakit Moewardi.

Namun, pada Minggu (1/5/2022) malam, belasan warga dibawa ke rumah sakit karena kondisi mereka kembali memburuk.

Ada 12 warga yang kembali dibawa ke di Rumah Sakit Moewardi, Rumah Sakit Hermina dan rumah sakit Kota Solo lainnya.

Kompol Djohan menambahkan saat ini korban dugaan keracunan di Kota Solo sudah dipulangkan dari rumah sakit.

"Untuk korban kita mintai keterangan setelah pemulihan fisik dulu.

Yang jelas pemeriksaan sudah kami lakukan, beberapa orang yang berkaitan dengan semua itu (dugaan keracunan) sudah kita lakukan pemeriksaan," jelasnya

"Untuk totalnya ada beberapa belum bisa kami pastikan, itu termasuk panitia dan sebagainya sudah," lanjutnya seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kasus Keracunan Makanan Buka Puasa di Solo".

Kasus Keracunan Lainnya

Seorang warga Desa Lewintana Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, dilarikan ke PKM Soromandi karena alami keracunan. 

Informasi yang diperoleh media, warga bernama Habibah perempuan usia 50 tahun tersebut, keracunan setelah mengonsumsi ikan laut yang diambil saat limbah memenuhi perairan Teluk Bima hari ini. 

"Iya benar, ada satu orang," jawab Kepala Desa (Kades) Lewintana Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, Hidayat, saat dikonfirmasi via ponsel. 

Baca juga: Walhi NTB Duga Ada Dumping Limbah di Perairan Kota Bima, Pemerintah Harus Sigap & Segera Bertindak!

Baca juga: Pertamina Bekerjasama dengan Para Pihak untuk Meneliti Fenomena di Pantai Lawata Bima

Hidayat mengaku, mendapatkan informasi dari Ketua Rt 01 di mana warga yang keracunan tersebut tinggal. 

"Untuk lebih jelas, bisa langsung hubungi Ketua Rt 01. Soalnya saya juga hanya dapat laporan, belum cek langsung karena sedang sakit, " jelasnya, Rabu (27/4/2022) sekira pukul 22.00 WITA. 

Hidayat berharap, sebagai perwakilan pemerintah di tingkat desa meminta pihak yang berwenang dan terkait dengan persoalan limbah di Teluk Bima, segera memastikan apa sebenarnya. 

Jangan sampai ada simpang siur yang lama, sehingga masyarakat tidak diedukasi. 

"Untuk sementara ini, saya sudah himbau warga saya untuk tidak konsumsi ikan yang diambil tadi siang," tandasnya. 

Selain itu tambahnya, pemdes sudah berkoordinasi dengan PKM Soromandi untuk menyiagakan ambulance jika ada penambahan warga yang keracunan. 

"Ambulance sudah kami siagakan," pungkasnya sembari mengirimkan foto deretan ambulance. 

Dihubungi secara terpisah, Ketua Rt 01 Rw 01 Desa Soromandi, Haris yang dihubungi via ponsel membenarkan hal yang sama. 

"Tadi usai salat ashar, warga yang kebetulan ibu saya ini, mulai merasakan pening-pening," ungkap Haris. 

Kemudian gejala semakin bertambah, yakni muntah-muntah tanpa henti sehingga akhirnya dilarikan ke RSUD. 

Menurut Haris, korban tidak memiliki riwayat alergi mengonsumsi ikan pari, karena selama ini sudah terbiasa menjadikannya sebagai lauk. 

Warga sejak pagi hingga siang, dikagetkan dengan banyaknya ikan pari yang tiba-tiba keluar ke pinggir tepi laut, sehingga berbondong-bondong mengambilnya. 

"Ya ramai tadi, pada ngambil semua. Kami sudah biasa konsumsi ikan pari, tapi baru sekarang keracunan karena kita ambil dari air laut yang pas ada limbah tadi," beber Haris. 

Tidak hanya Habibah, ada 10 warga lain di Desa Lewintana yang juga merasakan gejala keracunan yang sama, yakni kepala pening dan pusing-pusing. 

"Mungkin karena orang tua saya termasuk lansia, jadi gejalanya lumayan parah," aku Haris. 

Hingga saat ini, Habibah masih dirawat karena masih mengalami muntah-muntah.

(Kompas/ Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved