Hari Buku Dunia
Hari Buku Dunia, Berikut Rekomendasi Bacaan Bertemakan Islam
Ada pun tujuan dari Hari Buku Sedunia ialah untuk mengapresiasi peran membaca, penerbitan, hak cipta, dalam dunia perbukuan dan sosial masyarakat.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Hari Buku Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 23 April.
Tahun ini, peringatan yang diinisasi UNESCO itu berlangsung di tengah bulan Ramadan.
Ada pun tujuan dari Hari Buku Sedunia ialah untuk mengapresiasi peran membaca, penerbitan, hak cipta, dalam dunia perbukuan dan sosial masyarakat.
Baca juga: Jadwal Buka Puasa di Kota Mataram, Minggu 24 April 2022 atau 22 Ramadan 1443 H, serta Doa Buka Puasa
Baca juga: Berikut Rekomendasi Tempat Ziarah Religi Islam di Lombok, Dari Masjid hingga Makam
Dedy Ahmad Hermansyah pengelola perpustakaan Komunitas Teman Baca, mengatakan, cara sederhana berperan dalam pembangunan peradaban ialah dengan membaca buku.
Menurutnya, perayaan Hari Buku Sedunia tahun ini tergolong unik, karena bertepatan dengan bulan Ramadan.
"Menjadi momen yang tepat untuk kita berefleksi dengan bacaan-bacaan yang relevan dengan topik-topik keislama ," katanya, Sabtu (23/4/2022).
Karena itu, ia memberikan sejumlah rekomendasi buku yang cocok bagi masyarakat untuk dibaca selama bulan Ramadan untuk memperkaya khazanah Islam.
1. Laki-laki yang Tak Berhenti Menangis
Laki-laki yang Tak Berhenti Menangis adalah buku kumpulan kisah-kisah islami karya Rusdi Mathari terbitan Mojok tahun 2019.
Buku ini tidak hanya menulis tentang berbagai ajaran mengenai hakekat beragama dalam Islam, tetapi juga mengangkat wacana toleransi antar ummat yang dibangun oleh penduduk dari daerah-daerah kecil di Indonesia.
Rusdi Mathari merupakan seorang wartawan senior yang berkarir sejak 1990. Ia berpindah-pindah dari satu media ke media, dan aktif menyuarakan berbagai isu kemanusiaan.
Ia meninggal pada tahun 2018 silam akibat kanker.
“Urusan akidah adalah urusan masing-masing individu, tapi urusan berhubungan baik dengan sesama manusia adalah urusan bersama.” – Rusdi Mathari.
2. Islam yang Disalah Pahami; Menepis Prasangka, Mengikis Kekeliruan