Harga Mi Instan di Kota Shanghai yang Sunyi Nyaris Menembus Rp 1 Juta

Penduduk Shanghai bermarga Ma mengatakan, dia membayar 400 yuan atau setara Rp 900.000 untuk sekardus mi instan dan soda.

Editor: Dion DB Putra
shutterstock
Ilustrasi mi instan. Harganya di Shanghai kini nyaris menembus Rp 1 juta per kardus. 

TRIBUNLOMBOK.COM, SHANGHAI - Krisis makanan melanda Kota Shanghai, China sejak diberlakukan lockdown di kota tersebut. Harga mi instan misalnya nyaris menembus Rp 1 juta per kardus.

Warga Shanghai bernama Frank Tsai yang tinggal di apartemennya di Puxi, mengaku sudah menimbun makanan selama empat hari seperti yang awalnya diperintahkan oleh pihak berwenang.

Baca juga: Australia Anggap Covid-19 Seperti Flu, China Malah Lockdown Kota Berpenduduk 9 Juta Orang

Baca juga: Malaysia Lockdown Covid-19: 70 Ribu Pekerja Migran Indonesia akan Dipulangkan, Termasuk ke Lombok

Akan tetapi, tujuh hari kemudian persedian makanan dan minumannya semakin menipis.

"Saya memikirkan makanan saya dan asupan makanan saya lebih dari yang pernah saya miliki dalam hidup," kata Tsai yang usaha bisnisnya adalah menyelenggarakan kuliah umum selama waktu normal.

Beberapa penduduk kota itu terpaksa barter atau membayar lebih untuk makanan saat lockdown Shanghai berlangsung.

Penduduk Shanghai bermarga Ma mengatakan, dia membayar 400 yuan atau setara Rp 900.000 untuk sekardus mi instan dan soda.

"Saya hanya mencobanya untuk persediaan," katanya. "Saya tidak yakin berapa lama ini akan berlanjut."

Sebagian besar dari 25 juta penduduk Shanghai berada di bawah perintah ketat tinggal di rumah, dan mereka marah karena kekurangan makanan serta takut dinyatakan positif Covid-19 yang akan menempatkan mereka di pusat karantina raksasa.

"Tidak ada percakapan yang dipaksakan... semua orang diam dan menghormati jarak dan privasi satu sama lain," kata warga lain bernama Romeo kepada wartawan AFP.

Pada malam hari, jam kerja sosial tetap berlangsung, katanya. Untuk pekerja lain di Shanghai, privasi sangat terbatas.

Video media sosial menunjukkan staf tidur di ranjang di pabrik-pabrik tutup yang mencoba untuk terus memproduksi barang-barang mereka.

Kota yang Sunyi

Shanghai hari-hari ini menjadi kota yang sunyi dengan keheningan, kecuali suara robot anjing dan drone yang menyiarkan perintah untuk tes Covid dan tetap berada di dalam.

Pekerja dengan pakaian hazmat--dijuluki "Big Whites"--melakukan pengujian di dalam kompleks perumahan.

Setiap beberapa hari penduduk mengantre untuk tes usap. Pemilik anjing tidak dapat berjalan dengan hewan peliharaan mereka dan diharuskan melatih anjing mereka menggunakan baki pasir di dalam ruangan, atau menyelinap keluar di tengah malam agar hewan itu dapat buang air.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved