Konflik Rusia vs Ukraina

Rusia Klaim Lebih dari 1.000 Orang  Tentara Ukraina Menyerah di Mariupol

Mariupol adalah kota pelabuhan strategis di Ukraina timur yang telah dikepung pasukan Moskwa selama lebih dari sebulan.

Editor: Dion DB Putra
Dok. HWPL
Gumpalan asap di kota Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim lebih dari 1.000 tentara Ukraina telah menyerah di Kota Mariupol. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MOSKWA - Perang Rusia dan Ukraina belum menunjukkan tanda akan segera berakhir.

Hari Rabu (13/4/20220), Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim lebih dari 1.000 tentara Ukraina telah menyerah di Kota Mariupol.

Mariupol adalah kota pelabuhan strategis di Ukraina timur yang telah dikepung pasukan Moskwa selama lebih dari sebulan.

Baca juga: Otoritas Ukraina Selidiki 5.600 Dugaan Kejahatan Perang oleh Rusia

Baca juga: Sidang Darurat Khusus PBB, Indonesia Sentil Konflik Rusia vs Ukraina: Kita Harus Hentikan Perang

"Di Kota Mariupol, 1.026 prajurit Ukraina dari brigade marinir ke-36 secara sukarela meletakkan senjata mereka dan menyerah," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, tentara Ukraina menyerah di dekat Illich Iron and Steel Works, sebuah pabrik baja besar.

Disebutkan bahwa di antara pasukan itu, ada 162 perwira dan 47 orang perempuan.

Dari jumlah itu, ada lebih dari 100 orang yang terluka. Rusia diyakini berusaha menghubungkan Crimea yang diduduki dan wilayah separatis yang didukung Moskwa Donetsk dan Lugansk di Donbass dan telah mengepung Mariupol pada awal operasi militernya.

Ribuan warga sipil diyakini telah tewas di kota Mariupol, yang telah menyaksikan beberapa pertempuran paling intens dalam konflik tersebut.

Pada hari Rabu ini, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov juga mengeluarkan pernyataan, bahwa lebih dari 1.000 marinir Ukraina menyerah di Mariupol.

Pasukan pro-Rusia saat ini mendesak sisa pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal untuk menyerah.

Dalam pesannya di Telegram, Kadyrov menyebutkan, kurang lebih 200 orang yang terluka di Azovstal. Dia menyarankan, agar semua pasukan Ukraina segera menyerah.

"Di Azovstal, saat ini ada sekitar 200 orang terluka yang tidak bisa menerima bantuan medis. Bagi mereka dan semua yang lain, akan lebih baik untuk mengakhiri perlawanan yang tidak berguna ini dan pulang ke keluarga mereka," tulis Kadyrov, seperti dikutip Reuters.

Staf Umum Ukraina dalam laporannya pada Rabu pagi mengonfirmasi, pasukan Rusia memang masih melanjutkan serangan mereka terhadap Azovstal dan pelabuhan.

Kontraksi Terbesar sejak 1994

Sementara itu, Ekonomi Rusia sedang menuju kontraksi lebih dari 10 persen pada 2022, yang merupakan penurunan terbesar dalam produk domestik bruto (PDB) sejak tahun-tahun pascajatuhnya Uni Soviet pada 1991.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved