Terapkan Prinsip Ekonomi Protektif, Ponpes Nurul Azhar Lotim Bangun Santri Mandiri Dalam Ketaatan

Ponpes Nurul Azhar yang terletak di Desa Sukedana merupakan Ponpes yang didirikan tahun 2011

TribunLombok.com/Ahmad Wawan Sugandika
Produksi Tebu di Ponpes Al-Azhar Lombok Timur 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Azhar yang terletak di Desa Sukadana, Kecamatan Terara, Lombok Timur, merupakan ponpes yang didirikan tahun 2011 oleh seorang ustaz muda lulusan Al-Azhar Mesir yakni Ustaz Lalu Hendriwan LC.

Saat di temu TribunLombok.com Sabtu (9/4/2022) terlihat ia yang sedang asik mendampingi para santrinya menjalankan usaha mandiri yang dijalankannya di pondok.

Dalam obrolan di kediamannya sembari menanti waktu berbuka, ia mengungkapkan keinginan membuat ponpes adalah menciptakan generasi anak muda yang mandiri tapi tetap dalam ketaatan.

"Tujuan kami adalah mengajarkan para santri dan santriwati agar bisa berwirausaha jadi setelah mereka selesai menimba ilmu para santri juga punya pengalaman dalam bidang wirausaha, karna di zaman sekarang berwirausaha sangat penting untuk meningkatkan tarap Ekonomi Masyarakat," jelasnya.

Baca juga: Meriahkan Kuliner Ramadan, Hotel Sheraton Tawarkan Menu-menu Mancanegara

Untuk itu Ponpes Nurul Azhar ini mempunyai prinsip Ekonomi Protektif dalam kegiatan kesehariannya.

Di mana semua yang dari santri akan kembali pada santri.

Konsepnya Ponpes telah menyiapkan sarana untuk mereka berwirausaha dengan berbagai usaha produktif yang dijalankannya, seperti, Pabrik pengelolaan Tebu, Tempe, hingga Koprasi yang semua di kelola oleh santri yang ada di sana.

"Kami sudah sediakan tempat untuk mereka kelola, seperti pengelolaan tebu, tempe hingga koprasi, nanti konsepnya adalah semua dikerjakan oleh santri, di beli juga oleh santri," ungkapnya.

Baca juga: Misteri Makam Keramat Sayid Syeh Jalalaen Wali Pren di Lombok Timur, Ramai Peziarah Tiap Senin Kamis

Pada dasarnya semua unit usaha tersebut berperan memenuhi kebutuhan pondok dan santri.

Setelah kebutuhan internal tercukupi, maka Ponpes akan mendistibusikan produk-produknya ke berbagai tempat sesuai kebutuhan pasar.

Perlu ditegaskan di sini, motif para santri bekerja bukanlah motif komersial apalagi eksploitasi.

"Mereka bukan bekerja, tapi belajar dan mengabdi kepada pondok yang telah mendidiknya," katanya.

Selain prinsip ekonomi yang dijalankan Ponpes Nurul Azhar ini, Ponpes ini juga dikenal dengan pembelajaran bahasnya, untuk saat ini sudah ada 3 pembelajaran bahas, yakni inggris, arab, dan mandarin.

Tahun ini ada yang diberangkatkan ke turki, tunisia, mesir, dan sebagainya.

Uniknya juga dalam perkembangannya Ponpes yang dulu hanya di mukimi oleh 2 orang santri ini berkembang atas dasar kemandirian dari santri juga.

"Bangunan yang ada disini semua itu hasil dari santri, mereka yang jadi tukangnya," ungkap Hendriwan.

Hasil dari didikan kemandirian ala Ponpes Al-Azhar sekarang santrinya sudah berkembang menjadi 130 santri.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved