Bulan Ramadhan

Tradisi Jelang Ramadan, Warga Mataram Ziarah Makam

Tampak sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Mataram yang biasanya sepi kini ramai dikunjungi warga

Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/PATAYATUL WAHIDAH
Para peziarah TPU Rungkang Mataram yang tengah berdoa hingga membersihkan makam, Sabtu (2/4/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Patayatul Wahidah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Warga Kota Mataram melakukan tradisi ziarah makam keluarga menjelang Ramadan 1443 H.

Tampak sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Mataram yang biasanya sepi kini ramai dikunjungi warga.

Seperti di TPU Rungkang, Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.

Baca juga: Tausiah Ramadhan: Perintah Puasa Ramadhan Merupakan Panggilan Mulia

Baca juga: Tausiah Ramadhan: Puasa Ibadah Mulia

Seorang peziarah Atik percaya ziarah menjelang Ramadan ini dilakukan untuk menjemput arwah.

Sebab, selama Ramadan disebutnya saat di mana siksa kubur akan dihentikan sementara.

“Mangkanya kita nguburan (ziarah) jadi kaya jemput orang yang udah meninggal,” kata Atik, Sabtu (2/4/2022).

Sementara peziarah yang lain mengatakan tradisi ziarah makam menjelang Ramadan ini dianggapnya sebagai pengingat semua manusia akan bernasib sama.

Sehingga bisa lebih bersyukur dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadan.

“Ini saya anggap kaya pengingat kalau kita nantinya juga meninggal, Alhamdulillah ketemu sama bulan puasa lagi,” kata Udin.

Peziarah di Lombok biasanya membawa air yang dimasukkan ke dalam wadah botol air kemasan hingga ketel.

Saat berdoa air tersebut diletakkan di atas makam.

Selepasnya para peziarah biasa menyiramkan air itu di atas makam.

Lalu sebagiannya lagi digunakan untuk membasuh wajah atau kepala.

Tidak sekedar berziarah untuk memanjatkan doa.

Sejumlah warga nampak juga memanfaatkan momen ziarah ini untuk membersihkan makam kerabat.

Wajar saja, sebab ziarah makam tak bisa mereka lakukan setiap pekan terlebih di TPU yang dikelola masyarakat seperti TPU Rungkang yang tidak memiliki penjaga.

Semak belukar tak jarang dijumpai peziarah banyak menutupi makam.

Selepas berdoa mereka lantas bergotong royong membersihkan rerumputan yang tumbuh liar di atas makam.

Menggunakan sapu dan celurit yang telah mereka bawa.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved