Rekomendasi Tempat Makan Sate Bulayak di Lombok, Menu Favorit saat Ramadan

Berikut rekomendasi tempat makan sate bulayak di Lombok berdasarkan hasil liputan Tribunlombok.com

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNLOMBOK.COM/PATAYATUL WAHIDYAH
Penyajian sate bulayak dengan kuah merah. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Satu bulayak adalah kuliner khas Lombok berupa sate daging ayam dan sapi.

Dihidangkan dengan seporsi lontong seukuran sejengkal yang disebut bulayak, makanan ini kemudian diberi bumbu sambal yang terbuat dari bahan-bahan dasar.

Seperi cabai, tomat, minyak, laos, dan sejumlah resep rempah-rempah rahasia yang diwariskan secara turun-temurun.

Berikut rekomendasi tempat makan sate bulayak di Lombok berdasarkan hasil liputan Tribunlombok.com.

Baca juga: Beberok Aik Pindang Rumbuk, Kuliner Khas Lombok Menu Spesial Buka Puasa

1. Suranadi

Sejak menjadi kawasan wisata pada tahun 1970an, mulai banyak masyarakat menggeluti bisnis di sekitar tempat wisata alam Suranadi.

Salah satu yang menjadi khas di sentra kuliner di wilayah tersebut ialah sate bulayak.

Pengunjung Taman Wisata Alam Suranadi, Narmada, Lombok Barat berswafoto di taman mini area dalam kawasan hutan, Selasa (1/2/2022).
Pengunjung Taman Wisata Alam Suranadi, Narmada, Lombok Barat berswafoto di taman mini area dalam kawasan hutan, Selasa (1/2/2022). (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON)

Untuk seporsi sate bulayak, bisa didapatkan dengan harga Rp25 ribu.

Bila ingin menambah kenikmatan, pengunjung dapat memesan minuman berupa buah kelapa dengan harga Rp10 ribu.

2. Pantai Klui

Pantai Klui memanjakan para wisatawan dengan keindahan lautnya yang memiliki tiga warna.

Biru tua, biru netral, dan biru muda. Masing-masing warna menandakan kedalaman dasar laut Pantai Klui.

Pantai Klui terletak di Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, atau sekitar 40 menit dari pusat Kota Mataram dengan berkendara motor/mobil.

Untuk masuk ke kawasan Pantai Klui, pengunjung hanya perlu membayar sebesar Rp5 ribu per kendaraan.

uasana di Pantai Klui pada akhir pekan, dikunjungi banyak wisatawan lokal, Minggu (13/3/2022).
uasana di Pantai Klui pada akhir pekan, dikunjungi banyak wisatawan lokal, Minggu (13/3/2022). (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON)

Biaya tersebut sudah mencakup ongkos parkir dan fasilitas penunjang lain seperti toilet.

Kawasan Pantai Klui memiliki luas kurang lebih 2 hektar, dengan dataran berlapis rumput dan pohon-pohon kelapa.

Selain keindahan alamnya, deretan warung yang menjual aneka kuliner juga tersedia di sepanjang bibir pantai.

Tersedia jagung bakar, ikan bakar, kelapa muda, hingga sosis dan beraneka kudapan lain dengan harga lumayan terjangkau.

Untuk per butir kelapa muda, pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp15 ribu, lalu Rp30 ribu untuk seporsi sate bulayak, Rp 7 ribu untuk seporsi jagung bakar, dan Rp 35 ribu untuk satu ekor ikan baronang.

3. Pasar Seni Senggigi

Pasar Seni Senggigi terletak 14 km dari pusat Kota Mataram, atau memakan waktu sekitar setengah jam bila berkendara motor atau mobil.

Dari pintu masuk pasar (samping Polsek Senggigi), pengunjung hanya perlu berjalan kaki ke dalam (utara) sejauh 50 meter untuk dapat menyentuh bibir pantai berbasir putih.

Di halaman depan Pasar Seni Senggigi, terdapat banyak pertokoan milik masyarakat setempat yang menjual aneka oleh-oleh khas Lombok.

Pasar Seni Senggigi, Lombok Barat menjadi salah satu titik keberangkatan penonton MotoGP menuju Sirkuit Mandalika.
Pasar Seni Senggigi, Lombok Barat menjadi salah satu titik keberangkatan penonton MotoGP menuju Sirkuit Mandalika. (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON)

Mulai dari kaus Lombok, topeng, lukisan, gelanv, mutiata, songken, dan berbagai kerajinan tangan lainnya.

Selain kerajinan tangan, pengunjung biasanya datang untuk menimmati kuliner khas yang dijual di tempat ini, yakni Sate Lombok dan Sate Bulayak.

Untuk seporsi sate terbilang variatif, bisa juga tergantung pesanan.

Biasanya pengunjung dapat membeli untuk seporsi Rp15 ribu, Rp25 ribu, atau Rp30 ribu, dengan campuran daging sapi dan ayam.

4. Taman Narmada

Taman Narmada dibangun dengan konsep yang menyerupai bentuk wilayah di kawasan Gunung Rinjani.

Taman Narmada dibangun pada tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem, sebagai tempat upacara dan peristirahat anggota keluarga raja pada masa itu, terutama saat musim kemarau.

Karena itu, di Taman Narmada kita juga bisa menemukan aliran-aliran air yang bersumber dari Gunung Rinjani.

Halaman bagian timur Taman Narmada, tempat penyimpanan air suci
Halaman bagian timur Taman Narmada, tempat penyimpanan air suci (Tribunlombok.com/Robbyan Abel Ramdhon)

Air tersebut dipercaya dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh muka di sana akan awet muda.

Selain aktivitas kebudayaan dan jejak sejarahnya yang masih terjaga, Taman Narmada juga dilengkapi dengan wisata kuliner dari para pedagang lokal.

Salah satu menu khas yang dijual ialah sate bulayak.

Adapun seporsi harga sate bulayak sekitar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu, bisa menyesuaikan sesuai porsi permintaan pesanan.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved