Pelaku IKM dan UKM Lombok Barat Diminta Tingkatkan Daya Saing
Pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Lombok Barat didorong untuk meningkatkan kualitas produk.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Barat bersama Kementrian Perdagangan RI menggelar pertemuan bisnis gathering untuk IKM tekstil, di Hotel Aruna, Jumat (1/4/2022).
Pertemuan tersebut bertujuan menjalin kemitraan dalam pengembangan produk Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Lombok Barat.
Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid dalam sambutannya menyebutkan, peluang IKM Lombok Barat cukup besar.
Termasuk potensi SDM masyarakat juga luar biasa.
Tugas pemerintah, dalam hal ini hanya melakukan pembinaan dan memperkuat SDM.
Supaya para pelaku usaha lebih giat, solid, dan tentu kolaborasi lebih kuat lagi.
"Kemudian ujungnya bagaimana menyiapkan pasar sebagai hasil dari produk IKM itu sendiri," kata Fauzan.
Baca juga: 150 Siswa Yatim Piatu Lombok Barat Dapat Santunan, Bupati Fauzan Khalid: Saya Salut Program Ini
Baca juga: Grab dan Kemenkop UKM Dukung UMKM NTB Mendunia di Sirkuit Mandalika
Selain itu, IKM dan UKM Lombok Barat juga diharapkan mampu secara mandiri menangkap potensi pasar lokal.
"Kalau pasar luar bisa lewat banyak aplikasi dan saya rasa itu mampu dilakukan," ujarnya.
Kelemahan IKM di Lombok Barat, kata Fauzan, ialah SDm dan mempertahankan kualitas produk.
"Daripada menurunkan kualitas lebih baik naikkan harga. Bila perlu kualitas dari waktu ke waktu di pertahankan," katanya.
Kelemahan yakni masalah persaingan dengan industri yang sama. Bukannya mengejar saingan tapi menarik/menjatuhkan saingan.
Untuk itu ia mengajak semua UKM dan IKM Lombok Barat agar saling bantu.
Saling tolong menolong untuk mengeratkan semangat kolektif atau gotong royong.
Baca juga: Ribuan Pelaku UMKM NTB Lolos Kurasi MotoGP Mandalika 2022, Dapat Lokasi Jualan di 14 Titik
Eka Purnama Sari, pelaku UKM Lombok Barat mengatakan, digitalisasi membuat banyak pengusaha mengejar pasar nasional hingga internasional.
Padahal, menurutnya, pasar lokal pun tak kalah besar volume pembeliannya.
"Kalau dipresentasekan di saya, lokal itu hampir 60 persen, kalau luar cuma 40 persenan," kata owner Ketak Nusantara ini kepada Tribunlombok.com.
Senada dengan Bupati mengenai SDM, Dian menyebut permasalahan UKM sekarang ialah pada regenerasi.
Banyak anak muda lebih berorientasi pada kerja kantoran ketimbang berdiri sendiri dengan usahanya.
"Sedikit yang bertahan, ujung-ujungnya lari ke bank. Ini cuma masalah gengsi saja. Secara pendapatan padahal bisa lebih tinggi. Memang perlu regenerasi," ungkapnya.
Sebelumnya di acara yang sama, Direktur Industri Aneka dan IKM Sandang dan Kerajinan, Kementrian Perdagangan RI Ni Nyoman Ambareny mengatakan, pemuda-pemuda, khususnya di Lombok Barat, harus didorong mencintai produk lokal.
Ia mencontohkan dengan kain tenun.
Kain tenun adalah contoh produk IKM Lobar yang penting untuk dilestarikan dan dipromosikan secara serius agar dikenal global.
"Maka sinergitas antar stakeholder harus dilakukan untuk menciptakan produk IKM yang berdaya saing tinggi," tegasnya.
(*)