MotoGP Mandalika 2022

Sisi Lain Event MotoGP Mandalika: Curhat Pelaku UMKM yang Malah Merasa Rugi

Gelaran MotoGP Mandalika telah selesai dihelat sejak 20 Maret 2022 lalu, dan disebut masih banyak kekurangan yang harus dievaluasi.

Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
(TribunLombok/Jimmy Sucipto).
Suasana hari ke tiga (Race Day) saat gelaran MotoGP Mandalika di Tenant Lombok Womanprenuer Club (LWC), pada hari Minggu, 20 Maret 2022. (TribunLombok/Jimmy Sucipto). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Gelaran MotoGP Mandalika telah selesai dihelat sejak 20 Maret 2022 lalu, dan disebut masih banyak kekurangan yang harus dievaluasi.

Termasuk eksistensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ikur serta berpartisipasi di dalamnya.

Disebutkan beberapa UMKM lokal malah mengaku merugi seusai gelaran MotoGP Mandalika.

Hal tersebut dirasakan oleh UMKM Lombok Womanprenuer Club (LWC) serta UMKM lain yang hadir dan berlapak di Zona Bronze/Stand I.

Sebagai pendiri LWC dan menjadi koordinator di UMKM WLC, Indah Purwanti Ningsih bersama UMKM lainnya mengaku kecewa dengan panitia yang bertanggung jawab untuk lapak mereka.

Dengan harga sewa Rp33 juta pertenant tersebut, pelaku usaha LWC bersama UMKM lainnya yang tergabung itu menginisiasinya dengan cara sharing modal untuk menyewa tenant.

Baca juga: NTB Mall Jual Ratusan Produk UMKM Pada Ajang MotoGP Mandalika 2022

Tidak terkecuali UMKM lain yang ingin berdiri dengan nama sendiri harus membayar Rp16,5 juta hingga Rp33 juta

LWC serta UMKM lainnya seperti (bronze), Soto ayam pecel lontong ( bronze), Soto ayam pecel lontong ( silver), Soto segar sari boyolali (bronze), Assalam resto (bronze), Matbakh mamy ( bronze ), Nasi Pecel Madiun Auto Resto (bronze) tersebut juga mengatakan bahwa gelaran MotoGP Mandalika ini jauh dari ekspektasi karena pernah melapak di WSBK 2021 sebelumnya.

Di samping juga harga sewanyanya yang tinggi.

“Kami taunya kalau MotoGP ini bakalan ramai, dan lebih ramai dari WSBK, tetapi kenyataannya tidak,” jawab Indah, pada hari Rabu 23 Maret 2022.

Pasalnya mereka pernah menjualkan produk mereka saat gelaran WSBK 2021, dan hasilnya sangat memuaskan.

Tidak hanya mengaku kecewa, UMKM-UMKM tersebut juga mengaku kecewa terhadap panitia yang melanggar perjanjian tertulis.

Perjanjian tersebut awalnya telah ditanda tangani oleh kedua pihak, yaitu pihak panitia dan pihak UMKM atau penyewa lapak.

Ada terdapat beberapa pokok hal yang sudah dijanjikan oleh pantia penyelenggara yang Indah jelaskan kepada TribunLombok.

Baca juga: Perahu Nelayan Asal Nusa Tenggara Timur Tenggelam di Australia, Nasib 9 Orang Belum Jelas

1.   Penonton Tidak Boleh Membawa Makanan dan Minuman ke Dalam Areal Sirkuit

Dalam prakteknya, hari pertama (Jumat 18 Maret 2022) hingga Minggu (20 Maret 2022) pukul 11 Siang WITA, penonton baru dihimbau oleh pihak panitia dan penjaga yang ada di pintu masuk untuk dilarang membawa makanan.

Penonton yang dapat membawa makanan dan minuman dari luar tersebut dirasa merugikan pihak tenant.

Akibat penonton yang tidak perlu lagi membeli makanan dan minuman yang dipasarkan oleh pihak UMKM yang sudah berjualan.

“Ya kita jualan makanan dan minuman di sini mas, karena mereka tidak perlu membeli lagi ya jelas produk kami tidak laku,” tambah Tia saat ditemui TribunLombok di tenant LWC, Minggu (20/3/2022).

Dalam hal ini, TribunLombok sudah mencoba untuk menghubungi piahk ITDC dan belum memberi keterangan.

2.   Akses penuh bagi pemilik tenant UMKM

Akses penuh tersebut tidak terealisasi pada saat kejadian pengantaran barang atau loading supply yang ingin dilakukan oleh pihak tenant LWC.

Di antaranya mereka diharuskan untuk berjalan kaki, dan tidak diizinkan masuk membawa bahan baku berjualan mereka meski memiliki stiker maupun name tag.

Tia pun mengaku bahwa ia bersama rekannya harus membawa barang tersebut dari jauh dan dengan berjalan kaki.

“Bayangkan saja mas, saya dan rekan-rekan saya lainnya membawa barang persediaan dengan berjalan kaki, dan barang bawaannya seperti bakso, es batu tiga kantong serta lainnya,” jawab Tia.

Dalam hal ini, TribunLombok sudah mencoba untuk menghubungi piahk ITDC dan belum memberi keterangan.

3.   Kelistrikan 24 jam yang diupayakan tersedia untuk UMKM

Dalam hal sumber daya kelistrikan, banyak pelaku UMKM yang ada di Stand Bronze dan Silver mengeluh.

Leny, pelaku usaha di Stand Silver mengaku sudah datang di jam 4 pagi, tetapi masih tidak mendapatkan akses listrik.

Berdasarkan hal di atas, PT. Solindo bertanggung jawab atas Listrik, Tenda dan Flooring.

Menurut keterangan dari pihak PT. Solindo, menegaskan bahwa Listrik yang mereka berikan sudah diupayakan semaksimal mungkin, sesuai dengan SOP dari perintah.

Baca juga: Pemilu 2024, DPC PBB Lombok Tengah Bertekad Kembalikan Kejayaan

“Kami sudah mengupayakan Listrik menyala selama 24 jam, dengan menyala hingga pukul 23.00 lalu padam, serta beroperasi kembali pada pukul 01.00 hingga pukul 23.00 (seperti malam minggu),” jawabnya.

Dengan kendala hujan besar dan mengharuskan listrik yang mati, dan hal tersebut sudah disampaikan kepada pihak tenant yang ada.

“Bila terjadi hujan besar, listrik akan dimatikan demi keselamatan bersama,” tandas pihak dari PT. Solindo.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved