Berita Lombok Tengah
16 Keris Dipamerkan Termasuk Koleksi Bupati Lombok Tengah Berusia 600 Tahun
Paguyuban Keris Tangguh Trasne Lombok Tengah (Loteng) menggelar pameran keris dan bursa tosan aji nusantara yang bertajuk Gugah Keris Gumi Sasak
Penulis: Lalu M Gitan Prahana | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunlombok.com Lalu M Gitan Prahana
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Paguyuban Keris Tangguh Trasne Lombok Tengah (Loteng) menggelar pamaren keris dan bursa tosan aji nusantara yang bertajuk Gugah Keris Gumi Sasak.
Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 19-21 Maret 2022 ini bertempat di Bencingah Adiguna Alun-alun kota Praya, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).
Sukiraman sebagai ketua pelaksana kegiatan menyampaikan pameran in, menampilkan 16 jenis keris yang berasal dari berbagai daerah di Loteng.
"Kita mengajak beberapa desa di Loteng yang memiliki pusaka yang dianggap memiliki histori yang bagus atau memiliki kesakralan tertentu," terangnya pada Senin (21/3/2022).
Baca juga: Diberi Gelar Adat Tertinggi dan Keris oleh Majelis Adat Sasak, Ini Tanggapan Pangdam IX/Udayana
"Akhirnya kami menemukan 16 Keris dari Lombok Tengah yang kemudian kita pamerkan di sini," katanya.
Keris milik Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri juga ikut serta dipamerkan dan ditaruh di dalam sebuah wadah kaca.
Menurut Lalu Awaludin, ketua dari Paguyuban Keris Tangguh Trasne, keris milik Bupati Loteng itu diperkirakan berusia sekitar 600 tahun.
"Keris ini merupakan pusaka Praya dan umurnya lebih dari 600 tahun, sebelum gunung Samalas meletus," imbuhnya.
Baca juga: Gugah Keris Gumi Sasak, Paguyuban Keris Tangguh Trasne Lombok Tengah Gelar Pameran dan Bursa Keris
Sedangkan Dapuran dari Keris Pathul Bahri itu yaitu Dapur Sempane Luk 7 yang biasanya di pegang oleh para ksatria atau raja.
"Dapur merupakan ciri khas dari keris itu sendiri, dimana dapuran keris sendiri memiliki banyak macam, hampir 400," kata ketua Paguyuban Keris Tangguh Trasne itu.
Melalui kegiatan Gugah Keris tersebut, ketua Paguyuban itu berharap mampu mengangkat budaya Sasak, khususnya senjata tradisional untuk terus bangkit.
"Itulah sebabnya nama kegiatan ini adalah Gugah atau membangkitkan kebudayaan kita yang kini mulai pudar akan kita gugah atau bangkitkan lagi," papar dia.
Kegiatan itu juga digelar untuk memperkenalkan keris kepada generasi sekarang agar mereka dapat memami kebudayaan.
"Sebab semua bentuk adat dan budaya terpancar dari peninggalan-peninggalan nenek moyang kita yang harus tetap dilestarikan hingga dimasa-masa yang akan datang," demikian Lalu Awaludin.
(*)