Opini

Selamat Datang Rektor Universitas Mataram Bambang Hari Kusumo

Prof. Bambang Hari Kusumo, Ph.D. yang alumni Unram (S1), Australia (S2) dan New Zealand (S3) memenuhi persyaratan.

Editor: Dion DB Putra
ISTIMEWA
Rosiady Sayuti 

Oleh Rosiady Sayuti, Ph.D.

Ketua Prodi Sosiologi Unram

TRIBUNLOMBOK.COM - Persyaratan untuk menjadi rektor di Universitas, termasuk di Universitas Mataram (Unram) tidaklah sulit.

Yang utama itu cukup seorang dosen dengan jabatan Lektor Kepala (tidak harus professor), berpendidikan S3 alias doktor dan pernah menjabat minimal ketua jurusan atau setara dengan itu minimal dua tahun. Jadi tidak harus dekan atau setara dengan itu.

Prof. Bambang Hari Kusumo, Ph.D. yang alumni Unram (S1), Australia (S2) dan New Zealand (S3) memenuhi persyaratan.

Baca juga: Dosen Hukum Universitas Mataram: Masalah Sengketa Lahan di KEK Mandalika Ada pada Internal Warga

Baca juga: Rektor Universitas Mataram Tarik Seluruh Mahasiswa KKN Mulai Hari Ini

Meski jabatan saat beliau mendaftar sebagai calon rektor “hanya” Wakil Direktur Pasca Sarjana.

Beliau lulus seleksi administrasi di tahap awal dan lanjut ke proses berikutnya dan kemudian terpilih menjadi Rektor Universitas Mataram periode 2022-2026.

Sebuah jabatan yang mungkin ”terlalu tinggi” untuk seorang Wakil Direktur Pasca Sarjana.

Tapi itulah yang terjadi, yang menjadi takdir Tuhan. Pada tanggal 8 Maret 2022, beliau dilantik oleh Mendikbud RistekDikti di Jakarta.

Banyak orang di kampus yang kemudian terperangah. Bukan apa-apa, karena belum kenal dengan beliau saja. Maklum bukan pejabat teras Universitas.

Tidak pula menjadi peserta Rapat Pimpinan Universitas. Karena untuk jajaran pimpinan, yang masuk adalah Direktur Pasca Sarjana, bukan wakil direktur.

Lagi-lagi takdir Tuhan, yang manusia kemudian tidak akan kuasa membendungnya. Apapun usaha kita, jika sudah takdir, itulah yang terjadi.

***

Saya mengenal Bambang HK sejak kami sama-sama aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan, di era tahun 80an. Saya Angkatan 80, Bambang Angkatan 84.

Setelah keterima menjadi dosen, Bambang berkesempatan melanjutkan S2 di University of Queensland, Australia antara tahun 1999-2000. Kemudian melanjutkan S3 di Massey University, New Zealand, antara tahun 2005-2009.

Prestasi yang paling dia banggakan adalah ketika terpilih sebagai peneliti terbaik dari The New Zealand Society of Soil Science tahun 2007, dan ketika disertasinya dinyatakan lolos tanpa perbaikan oleh Gradutae Reseach School, Massey University; sebuah prestasi yang tidak banyak mahasiswa asing yang mendapatkannya.

Saya dan beberapa teman dari Pemprov, termasuk Wakil Ketua DPRD NTB kala itu, pak Suryadi Jayapurnama, berkesempatan untuk berkunjung ke New Zealand di akhir tahun 2009.

Ketika itu, Rektor Unram baru saja berganti, dari Prof. Mansur Ma’shum ke Prof. Sunarpi.

Waktu itu ada kerjasama baru yang sedang dirintis antara Pemda NTB, Unram, dengan Massey University; yang difasilitasi oleh Bambang HK.

Terkait dengan pengembangan ternak sapi. Maklum saat itu, salah satu program unggulan Pemrov NTB adalah Bumi Sejuta Sapi. Sementara, kerjasama penelitian antara Unram dengan Massey juga berkaitan dengan sapi.

Oleh karena itu, Rektor Unram kala itu, mengajak saya yang kebetulan baru menjabat sebagai Kepala Bappeda Provinsi untuk turut serta dalam kunjungan tersebut.

Pada saat kami jalan-jalan berdua keliling-keliling kampus Massey University, tiba-tiba saja Bambang nyeletuk. Unram harus bisa meniru Massey University.

Dari pengelolaan kegiatan akademiknya, prestasi dan produktivitas para pengajarnya, sampai pada penataan dan pemeliharaan kampusnya.

Alasan Bambang ingin meniru Massey University adalah karena dari segi ukuran kampus, antara Massey dengan Unram tidak jauh berbeda. Jumlah mahasiswanya sama-sama 30 ribuan.

Begitu juga jumlah dosen dan tenaga kependidikannya. Namun dari segi prestasi akademik di dunia, tentu Massey jauh lebih unggul.

Tahun 2019, MU termasuk 300 besar dunia berdasarkan QS World University. Sementara Unram masih jauh sekali dari itu.

Ada kalimat yang keluar dari Bambang HK waktu kami jalan-jalan berdua saat itu. Kurang lebih sebagai berikut: “mungkin kalau kita yang pegang, baru kita bisa menirukan berbagai prestasi Massey ini,” katanya.

Artinya pada waktu itu dia sudah punya angan-angan untuk menjadi pimpinan di Unram, sekembali dari tugas belajar.

Gagal jadi PD III, Posdoc di NZ

Saya lupa persisnya, tapi yang saya ingat, sekembali dari belajar di NZ dan meraih gelar Ph.D., Bambang sempat cerita ke saya kalau ingin mendaftarkan diri untuk menjadi PD III atau sekarang Wakil Dekan III.

Maklum saya tahu ketika mahasiswa Bambang cukup aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan. Begitu juga ketika menjadi dosen, hubungannya dengan mahasiswa cukup dekat.

Karena itu dia merasa cocoklah untuk memulai kariernya menjadi unsur pimpinan di kampus, dimulai dari PD III. Namun belakangan saya dengar, bukan dia yang terpilih.

Artinya dia gagal menjadi PD III. Karena gagal menjadi PD III akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke New Zealand, menjalani kegiatan Post Doktoral selama dua tahun.

Dia mendapatkan dana dari Massey University, karena prestasi yang diraih semasa menjadi mahasiswa doctoral di sana.

***

Tepat tanggal 8 Maret 2022 Prof. Bambang Hari Kusumo, M.Ag.St.; Ph.D. resmi menjadi Rektor Universitas Mataram.

Jabatan yang tentu sangat prestisius, tidak hanya di dunia administrative kampus, tapi lebih penting adalah di dunia akademik.

Dunia perguruan tinggi, sekarang sudah tidak masanya lagi untuk bermain di tingkat lokal, tapi tuntutannya adalah harus sudah bisa menjadi bagian dari kampus di tingkat global.

Itulah sebabnya, ketika Prof Sunarpi (alm) menjadi rektor, visi Univeritas Mataram ditetapkan sebagai World Class Research University in 2025.

Suatu visi yang sebagian orang mengatakan terlalu ambisius bahkan bombastis, tapi menurut saya, memang seharusnya demikian.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, gerak langkah setiap Perguruan Tinggi di seluruh dunia pastilah sama: menuju universitas klas dunia alias World Class University.

Indikatornya yang paling sederhana adalah keterbukaan setiap PT untuk menjadi tempat kuliah bagi mahasiswa asing.

Saat ini, salah satu Indikator Kinerja Utama setiap Perguruan Tinggi adalah berapa banyak Prodinya yang berstandar internasional. Juga seberapa mampu setiap PT menjalin Kerjasama dengan mitra klas dunia, termasuk dalam hal ini adalah Perguruan Tinggi Berklas Dunia (QS 100).

Tidak mudah memang. Tapi sebagai orang yang mengalami langsung bagaimana proses belajar mengajar di kampus “berkelas dunia,” pak Rektor Bambang tentu sudah memiliki kiat-kiatnya.

Ketika dinyatakan menang dalam proses pemilihan rektor pada tanggal 8 Februari 2022 yang lalu, saya mengirimkan WA ke Sang Pemenang: “Rumus sukses menjadi penerus itu sesungguhnya sederhana. Ambil yang baik-baik dan tinggalkan yang kurang baik dari para pendahulu. Plus buat inovasi dan cari inspirasi dari luar.” As simple as that. Sesederhana itu.

Menurut saya, tugas utama seorang rector adalah menjaga dan terus meningkatkan suasana akademik yang kondusif.

Bukankah yang dipimpin adalah orang-orang berpendidikan tinggi, yang memiliki ilmu pengetahuan yang sudah mumpuni.

Bahkan banyak yang sudah setara dengan para kolega mereka di perguruan tinggi lain yang jauh lebih maju.

Maka, kalau itu mampu dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin visi Unram untuk meniadi kampus berklas dunia di tahun 2025, akan dapat diraih. Insha Allah.

Selamat Datang Prof. Bambang. Selamat mengemban amanah yang luar biasa berat.

Tapi yakinlah, ketika kita bersedia untuk merendahkan hati guna mendengar para kolega, mencermati apa yang terjadi diluar untuk kebaikan di dalam, niscaya Tuhan Sang Maha Segala akan membantu.

Pada akhirnya kepadaNyalah semua dharma bakti, kita kembalikan. Wallahu a’lam bissawab. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved