TGB Tanggapi Fenomena Crazy Rich

Tanggapan Tuan Guru Bajang Soal Fenomena "Crazy Rich", Ingatkan Anak Muda Rendah Hati

Femomena ini dikomentari oleh Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Cabang Indonesia TGB HM Zainul Majdi.

Editor: Lalu Helmi
Istimewa
Tuan Guru Bajang (TGB) HM Zainul Majdi saat memberi tanggapan soal fenomena crazy rich di Jakarta pada Senin, (14/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Afiliator trading atau akrab di publik dengan sebutan crazy rich jadi topik hangat perbincangan publik. 

Sejumlah orang diamankan oleh Bareskrim Mabes Polri.

Femomena ini dikomentari oleh Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Cabang Indonesia TGB HM Zainul Majdi.

Baca juga: Tuan Guru Bajang: Kacamata Agama dan Negara

Baca juga: TGB: Pengeras Suara Masjid Punya Fungsi Sosial Budaya

Ia khawatir generasi muda di Indonesia terseret pada cara pandang yang salah.

Pola yang dilakukan oleh afiliator untuk mendapat keuntungan, mereka memanfaatkan trend untuk mendapatkan sesuatu dengan instan tanpa melalui proses yang baik.

“Sudut pandang bahwa kredibilitas atau status sosial itu ditentukan dari materi,” katanya, Senin (14/3) di Jakarta.

Di dalam penjelasan Nabi Muhammad, ketika berbicara kekayaan, jangan semata mengukur dari material atau kekayaan finansial. 

“Ada yang lebih esensial, ketenangan hati, kenyamanan dalam kehidupan. Ketenangan jiwa dan batin, serta rasa kecukupan dalam setiap keadaan," ujar cucu Pahlawan Nasional TGKH Zainuddin Abdul Madjid itu. 

Dalam konteks agama dan nilai budaya yang tumbuh di tengah masyarakat, sambung TGB, fenomena ini dapat diredam dengan memanfaatkan nilai agama dan budaya.

Hal lain, kata Doktor Ahli Tafsir ini, sikap takabur dan riya ini akan membawa kepada kehancuran. Konteksnya bukan hanya individu. 

Ini juga umat dan bangsa.

Dia mengajak segenap elemen bangsa membangun peradaban yang maju dan rendah hati. Peradaban yang tak hanya mengedepankan material yang menyebabkan kesombongan. 

Jangan sampai seperti kisah Qarun seperti yang ada di dalam Alquran.

“Peradaban yang terlihat kasih sayang dan nilai kemanusiaan, Itu yang diharapkan para pendiri bangsa. Yang terkandung dalam Pancasila itu lebih dalam ketimbang kemajuan material dan fisik,” imbuhnya.

Seperti diketahui, afiliator trading belakangan kerap memamerkan kendaraan mewah, rumah, dan segala macam yang dikenakan di ruang publik.

Tak jarang mereka sampai membuang barang-barang mewah atau membakarnya. 

Itu kerap dimunculkan di postingan media sosial yang memiliki ratusan ribu follower.

Agama Mengajarkan Tak Boleh Merugikan Orang Lain

Ketua Umum PB NWDI ini mengatakan hendaknya , di dalam Islam mengajarkan kaidah untuk la dharar wa la dhirar atau tak melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Ketika mengkonsumsi sesuatu harus makan-makanan yang sehat dan halal. 

Dan tak membahayakan tubuh. 

Termasuk ucapan dan sikap. Khususnya interaksi sosial. 

“Jangan ada transaksi yang merugikan orang lain,” katanya.

Selain itu, di dalam Islam tujuan tak menghalalkan cara. Karena itu proses sama pentingnya di dalam Islam. 

Rasul ketika mengkritisi orang yang beribadah namun pakaian, makan, dan minumnya dari yang haram. 

Proses menuju beribadah bergelimang dengan sesuatu yang kurang baik.

Demikian pula dalam dakwah, itu dengan cara yang mulia. 

“Dalam fenomena afiliator crazy rich, sebagian dari anak muda yang ingin kaya menggunakan jalan pintas dengan menipu orang lain,” ucapnya. 

Berikutnya, lanjut Doktor Ahli Tafsir ini, penting seperti yang disampaikan oleh ulama mengenai kemengertian. 

Di era digital ini tak hanya membuka peluang kebaikan.

Rentan dimanfaatkan orang-orang yang memiliki tujuan tak baik. 

Penipuan dengan platform digital, memanfaatkan keterpesonaan banyak orang pada era digital. 

Seakan-akan era digital lebih baik, transaksi digital dianggap lebih kredibel, dan dianggap lebih menguntungkan.

“Alimun bi zamanihi kalau kata ulama, mengerti akan perubahan yang terjadi. Tak menerima secara pasif, perlu juga mengerti,” bebernya.

Terakhir, TGB menekankan, sesuai  Firman Allah di dalam Alquran, lindungi dirimu dan keluargamu dari api neraka.

Hendaknya pendidikan di keluarga mengedepankan nilai, fokus membangun karakter, tak sekadar membangun intelektualitas atau kognitif.

“Dengan begitu generasi muda tak akan mudah terperdaya cara-cara seperti ini (terjebak afiliator trading),” tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved