Wawancara Khusus
Dubes Lyudmila Vorobieva: Rusia Inginkan Ukraina Menjadi Tetangga yang Baik
Duta Besar Rusia Lyudmila Georgievna Vorobieva mengatakan pihaknya tidak berharap perang dunia ketiga betul-betul terjadi.
TRIBUNLOMBOK.COM - Perang dunia ketiga menjadi ancaman nyata bagi dunia menyusul ketegangan militer Rusia dengan Ukraina.
Duta Besar Rusia Lyudmila Georgievna Vorobieva mengatakan pihaknya tidak berharap perang dunia ketiga betul-betul terjadi.
Baca juga: Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva Tegaskan Presiden Putin Tidak Berniat Pakai Nuklir
Baca juga: Kisah Mahasiswa NTB di Rusia saat Perang dengan Ukraina Berkecamuk, Cemas karena Sanksi SWIFT
Berikut ini petikan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Duta Besar Rusia di kediaman Kedubes Rusia, Jakarta, Kamis (3/3/2022) lalu:
Tanggapan Anda tentang demonstrasi yang dilakukan warga Rusia yang meminta stop war?
Itu adalah reaksi normal yang dilakukan setiap orang. Perang merupakan tragedi. Masyarakat Rusia memahami peperangan melanggar hukum global.
Setiap keluarga menjadi korban dari perang. Anda tahu saya akan mengatakan mungkin beberapa orang tidak tahu banyak tentang politik.

Dan tentu saja, orang memiliki hak untuk mengekspresikan perasaan mereka, tetapi saya dapat meyakinkan mayoritas orang Rusia mendukung Presiden Putin. Itu karena kami menginginkan perdamaian.
Kami ingin hidup damai dan menjaga stabilitas dengan negara tetangga yang baik. Kami tidak ingin orang Ukraina melihat Rusia sebagai musuh. Ini tidak normal, apalagi kalau harus terjadi selamanya.
Dan jika Anda ingin menyalahkan seseorang atas apa yang terjadi, Anda harus menyalahkan Washington, Brussel dan Kiev yang melakukannya.
Negara Barat tidak ada upaya untuk mengubah Ukraina menjadi lebih baik. Mereka ingin Ukraina seperti kata Presiden Putin menjadi anti-Rusia.
Apa yang pemerintah Rusia harapkan dari pemerintah Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik ini?
Kami melihat Indonesia sebagai teman baik sejak lama. Kita mempunyai hubungan tradisional yang bagus sejak rezim Presiden Soekarno.
Bahkan lagu Rayuan Pulau Kelapa diterjemahkan menggunakan bahasa Rusia.
Saat Presiden Soekarno mengunjungi Rusia, lagu Rayuan Pulau Kelapa menjadi soundtrack dari documentary kunjungan kerja beliau. Itulah sebabnya orang-orang Rusia mengetahui betul isi soal lagu tersebut.
Kondisi itu mencerminkan sentimen sangat hangat yang dimiliki orang-orang Rusia terhadap Asia, dan tentu saja, kami berharap situasi ini tidak akan mempengaruhi hubungan baik ini.