Konflik Rusia vs Ukraina

Cerita PMI Asal Bali di Ukraina Selamat Setelah Berlindung di Bunker, Trauma Bunyi Ledakan

Mereka yang selamat dari invasi Rusia ini bersyukur bisa kembali ke pelukan keluarga meskipun harus pulang membawa trauma

Tribun-Bali.com via Tribunnews.com
Ni Wayan Era Rustini saat ditemui di rumahnya di Banjar Puseh, Desa Angantaka, Abiansemal Badung pada Selasa 8 Maret 2022. (Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta) 

Terpisah, Desak Made Yuni, PMI asal Bangli yang bekerja di Kiev mengatakan, pada 24 Februari terjadi ledakan bom dimulainya serangan Rusia ke Ukraina.

Desak Yuni merasa panik dan takut.

Ia kemudian mengecek grup KBRI, yang di dalamnya terdapat informasi terbaru untuk bersiap-siap evakuasi ke kantor KBRI di Ukraina.

"Langsunglah saya packing-packing, terutama membawa dokumen penting dan baju seadanya. Pihak KBRI juga tidak memperbolehkan kami menunggu di luar bangunan sampai jemputan datang," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Selasa (8/3).

Desak Yuni mengungsi di kantor KBRI selama lima hari.
Selama itu pula, ia tidak diperbolehkan keluar bangunan.

"Pada 25 atau 26 Februari terus terdengar suara ledakan bom. Setiap ada bom bunyi kita turun ke bunker, kita sembuyi disana bersama-sama," ungkapnya.

Di bunker dengan ukuran terbatas ratusan WNI berdesak-desakan.

Mereka mengutamakan anak-anak.

Selama lima hari mengungsi ini, Desak Yuni mengaku tidak bisa tidur karena harus bolak-balik bunker.

"Baru satu jam dapat tidur, terdengar suara ledakan. Sehingga kita harus cepat-cepat turun ke bunker. Di bunker itu sekitar satu hingga dua jam saja, karena di sana gelap dan oksigen terbatas. Kalau sudah tenang baru kembali lagi. Setelah kembali ke atas, Baru nyari posisi tidur, lagi terdengar bom. Sehingga harus turun lagi. Begitu seterusnya," jelas dia.

Semntara itu, 5 PMI asal Karangasem juga kembali dari Ukraina ke kampungnya yakni Ni Komang Ayu Yuliantari asal Tengading Kecamatan Manggis, Ni Komang Wirati asal Desa Sinduwati Kecamatan Sidemen, Ni Ketut Mita Julianti dan Ketut Suartini asal Kecamatan Kubu, dan Ni Nengah Rikawati asal Sidemen.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaktrans) Karangasem, I Ketut Kanginan Subandi, mengatakaan, lima PMI asal Krangasem dijemput oleh keluarga didampingi Kabid Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja (P2TK) Disnakertrans, Senin (7/3) malam.

"Kondisi lima PMI sehat. Mereka mengaku bahagia lantaran bisa kembali ke kampung halaman. Petugas dari Disnakertrans Karangasem akan terus memantau kondisi bersangkutan," kata Kanginan Subandi, Selasa (8/3).

Terpisah, 2 warga Tabanan yang merupakan PMI di Ukraina telah tiba di Bali, Senin malam.

Mereka telah tiba dengan keadaan selamat dan telah dijemput oleh pihak keluarga masing-masing.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved