Konflik Rusia vs Ukraina
Cerita PMI Asal Bali di Ukraina Selamat Setelah Berlindung di Bunker, Trauma Bunyi Ledakan
Mereka yang selamat dari invasi Rusia ini bersyukur bisa kembali ke pelukan keluarga meskipun harus pulang membawa trauma
Keberangkatannya ke Ukraina berawal dari mengajukan lamaran di salah satu Agent di Bali.
Setelah diterima dirinya langsung berangkat dan bekerja di Ukraina sebagai spa terapis di Bali Spa Ukraina.
"Saya berangkat bulan Januari 2021 lalu. Meski pandemi, karena disana ada pekerjaan, saya kesana. Mengingat di Bali juga nganggur," ujar Era.
Dirinya pun menikmati bekerja di Ukraina, hanya saja saat terjadi perang, situasi pun disebut semakin mencekam lantaran beberapa kali mendengar suara ledakan.
Bahkan isu adanya bom tersebut, kerap terdengar di tempat dia tinggal, sehingga beberapa orang lari tidak jelas.
"Memang lokasi saya tinggal jauh dari kota, kalau naik bus sekitar 7 jam baru nyampai. Namun beberapa kali memang terdengar suara ledakan itu," ucapnya.
Anak pertama dari pasangan I Wayan Darma Bapak dan Ni Luh Meriani pun tak menyangka harus pulang karena perang.
Era pun mengaku bekerja di Bali Spa Ukraina sudah distop dari 24 Februari 2022 lalu. Bahkan dirinya pun hanya bisa terdiam di apartemen bersama teman PMI yang lain.
"Semenjak ada ledakan dekat dengan Odesa kita tidak diberikan kerja. Bahkan beberapa hari hanya diam di apartemen saja. Keluar hanya saat belanja untuk membeli kebutuhan makan setiap harinya," bebernya.
Kendati demikian, pihaknya bersyukur bisa pulang. Hingga sampai rumah dan bertemu keluarganya.
Namun saat perjalanan pulang dirinya mengaku takut, lantaran dikawal tentara dengan senjata lengkap.
Bahkan beberapa kali dilakukan pengecekan untuk memastikan kebenaran warga Indonesia di dalam satu bus tersebut.
Pengecekan pun dilakukan di setiap perjalanan baik pagi dan malam
"Kita kan dipulangkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dengan menggunakan jalur darat. Saat diperiksa takut sekali, kita takut ada warga rusia menyelinap," jelasnya sembari mengatakan namun syukur bisa pulang.
“Namun untuk barang-barang satu koper besar itu sudah saya ikhlaskan,” imbuhnya.