Corona di Indonesia

Penerima Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap Tanpa Tes PCR atau Antigen untuk Perjalanan Domestik

masyarakat yang bepergian sudah tidak perlu membawa surat keterangan tes PCR atau antigen hasil negatif Covid-19, syaratnya vaksin dosis lengkap

TRIBUNLOMBOK.COM/LALU M GITAN PRAHANA
Pembalap MotoGP tiba di di Lombok Senin (7/2/2022) sore melalui Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Praya, Lombok Tengah untuk mengikuti tes pramusim MotoGP Mandalika 2022. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Kabar gembira bagi warga Indonesia karena perjalanan domestik sudah tidak mensyaratkan hasil negatif tes PCR atau antigen.

Kebijakan terbaru ini sebagai jalan menuju aktivitas normal seiring semakin membaiknya capaian vaksinasi Covid-19.

Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (7/3/2022) mengatakan, masyarakat yang bepergian saat ini sudah tidak perlu membawa surat keterangan hasil PCR atau antigen yang menyatakan negatif Covid-19.

"Pelaku perjalanan domestik dengan transportasi udara, laut maupun darat, yangs udah melakukan vaksinasi dosis kedua dan lengkap, sudah tidak perlu menunjukkan bukti antigen atau tes PCR negatif," kata Menteri Koordinator Maritim dan Investasi ini dikutip dari Tribunnews.com.

Baca juga: Kapolda NTB: Target Vaksinasi 80 Persen Bukan Hanya untuk MotoGP Mandalika

Baca juga: Daftar 6 Jenis Vaksin Booster yang Dipakai di Indonesia, Sinopharm Resmi Jadi Tambahan Baru

Baca juga: Lansia Bisa Vaksinasi Booster Setelah 3 Bulan Mendapat Dosis Kedua

Aturan ini berlaku untuk semua moda transportasi, baik darat, laut maupun udara.

Namun demikian, syaratnya pelaku perjalanan tersebut sudah melakukan vaksinasi dosis kedua dan juga booster.

Aturan detail terkait kebijkan tersebut akan dituangkan dalam Surat Edaran yang dikeluarkan dalam waktu dekat ini.

"Hal ini ditetapkan dalam surat edaran yang kami terbitkan oleh kementerian dan lembaga terkait yang akan terbit dalam waktu dekat ini," ungkap Luhut.

Luhut mengatakan, tren kasus harian Covid-19 nasional saat ini menunjukkan angka penurunan yang sangat signifikan.

Turunnya kasus harian ini dibarengi dengan turunnya jumlah rawat inap dan tingkat kematian.

Mengutip siaran pers Kemenkes, Mulai dari Selasa (1/3/2022) hingga Minggu (6/3/2022), kasus aktif Covid- 19 di Indonesia konsisten menunjukkan tren penurunan.

Kini angkanya sudah di bawah 500.000 kasus per hari.

Sejak Selasa (1/3/2022) kasus aktif menyentuh angka 568.276, Minggu (6/3/2022) berada di 475.951.

Diikuti oleh angka kesembuhan yang juga konsisten meningkat.

Jumlah pasien yang sembuh per Minggu (6/3/2022) mencapai 49.080 orang, naik dibandingkan Sabtu (5/3/2022) yang ada di posisi 46.669.

Kasus konfirmasi Minggu (6/3/2022) juga turun ke 24.867, lebih rendah dari Sabtu (5/3/2022) yang sempat di level 30.156.

“Minggu pertama di bulan Maret ini, ketahanan kesehatan nasional di tengah pandemi secara konsisten menunjukkan tren perbaikan. Ini didorong oleh kasus aktif yang mulai turun sejak awal Maret dan angka kesembuhan yang terus naik setiap harinya. Mudah-mudahan tren ini dapat terus kita jaga sehingga kita dapat melewati pandemi ini bersama-sama,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Selain angka kasus aktif dan kesembuhan yang menunjukkan tren positif, angka perawatan pasien juga masih terus terkendali.

Keterisian tempat tidur isolasi dan intensif untuk perawatan COVID-19 hari ini mencapai 29 persen dari total kapasitas nasional, turun dari posisi 31 persen per Sabtu (5/3/2022).

Geber vaksinasi yang digelar di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Kamis (24/2/2022). 
Geber vaksinasi yang digelar di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Kamis (24/2/2022).  (TribunLombok.com/Atina)

Begitu pula dengan aktivitas testing spesimen yang diupayakan tetap di level 400.150 (5/3/2022).

Angka tersebut naik dari jumlah testing sebelumnya yang sempat di level 341.631 Jumat (4/3/2022).

“Pemerintah berkomitmen mempertahankan fasilitas pelayanan kesehatan nasional dan mempersempit ruang penyebaran virus melalui testing, tracing, dan treatment demi mengontrol pandemi. Kolaborasi masyarakat diharapkan bisa terwujud melalui kesediaannya untuk dilakukan testing, tracing, memperketat protokol kesehatan, dan mempertahankan diri lewat vaksinasi lengkap maupun booster,” imbau Nadia.

Vaksinasi sebagai salah satu upaya pemerintah juga telah diperluas cakupannya dan dipercepat penyelenggarannya melalui beberapa skenario kebijakan terbaru.

Vaksinasi lengkap dan booster mampu mengurangi dampak bergejal berat hingga risiko meninggal akibat COVID-19.

Lansia, orang dengan komorbid, hingga anak-anak menjadi yang paling rentan dan paling perlu pertahanan dari COVID-19 dengan melengkapi vaksinasinya dan melakukan vaksinasi booster.

"Secara khusus perlu kami informasikan bahwa kondisi tren penurunan kasus konfirmasi harian terjadi di seluruh provinsi di Jawa dan Bali bahkan tingkat rawat inap di rumah sakit seluruh provinsi Jawa Bali juga telah menurun terkecuali DIY, Namun DIY, kami perkirakan akan turun dalam beberapa hari ke depan ini," katanya.

Per Jumat (4/3/2022), pencapaian program vaksinasi Covid-19 secara nasional dosis 2 telah berada di level 70,38 persen atau 146.577.204 dosis, dari target sasaran 208.265.720 penduduk.

Percepatan dan perluasan cakupan vaksinasi nasional terus dilakukan sebagai salah satu strategi kunci untuk menekan Covid-19 di Indonesia.

Dirpolairud Polda NTB Kombes Pol Kobul Syahrin Ritonga bersama TNI memantau vaksinasi Covid-19 di Dusun Ujung Kalate, Desa Nipah, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima.
Dirpolairud Polda NTB Kombes Pol Kobul Syahrin Ritonga bersama TNI memantau vaksinasi Covid-19 di Dusun Ujung Kalate, Desa Nipah, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima. (DOK. HUMAS POLDA NTB)

“Capaian vaksinasi dosis 2 menjadi penting dalam usaha penanganan dan pencegahan pandemi Covid-19 di Indonesia. Tapi, perjalanan kita belum selesai sampai di sini. Target kita untuk dapat mencapai 70 persen dari total populasi Indonesia, ditambah dengan vaksinasi booster yang saat ini juga sudah dibuka untuk umum dan bisa dilakukan setelah 3 bulan sejak vaksinasi primer dosis 1 dan 2,” urai Nadia.

Efektivitas vaksinasi Covid-19 masih tinggi untuk mencegah pasien bergejala berat hingga kematian akibat Covid-19.

Sejak 21 Januari-26 Februari 2022 dari 5.013 pasien Covid-19 yang meninggal, masih didominasi pasien yang belum lengkap vaksinasinya (69 persen).

Selain itu, vaksinasi juga sangat diperlukan bagi kelompok lansia, komorbid, dan anak-anak yang terhitung rentan bergejala berat saat terinfeksi Covid-19.

“Saat ini kita masih terus berupaya mengendalikan pandemi dengan secara konsisten menurunkan jumlah kasus, positivity rate, hingga fatalitas secara nasional. Saat ini sudah 15 provinsi yang konsisten menunjukkan penurunan jumlah kasus harian dan 8 provinsi menunjukkan pelandaian jumlah kasus harian. Ini sinyal yang positif bagi upaya yang sudah dilakukan bersama-sama,” sebut Nadia.

Selain itu, Kemenkes juga terus mengimbau masyarakat agar bersedia bekerja sama dalam melakukan testing dan tracing demi mempersempit ruang lingkup penularan Covid-19.

Pengetatan protokol kesehatan juga masih perlu dilakukan secara kolektif demi membantu program pemerintah. Begitu juga dengan vaksinasi lengkap dan vaksinasi booster menjadi senjata pelengkap untuk pencegahan pandemi Covid-19 di Indonesia.

(*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kabar Baik, Sudah Vaksin Lengkap Bebas Jalan-jalan Dalam Negeri, Tak Perlu Pakai PCR atau Antigen

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved