Kosong di Pasar, Minyak Goreng di Kota Bima Ramai Dijual Online, Diskoperindag Belum Beri Konfirmasi
Beberapa hari terakhir, minyak goreng terlihat banyak dijual secara online di Kota Bima melalui media sosial.
Penulis: Atina | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Beberapa hari terakhir, minyak goreng terlihat banyak dijual secara online di Kota Bima melalui media sosial.
Situasi yang terbalik, justru terlihat di pasar-pasar tradisional dan retail modern yang mana minyak goreng alami kekosongan.
TribunLombok.com melihat penjualan minyak goreng di media sosial, di marketplace Facebook.
Harga minyak goreng satu liter dibanderol dengan harga Rp20 ribu.
Artinya, minyak goreng yang berukuran 2 liter dibanderol dengan harga Rp40 ribu.
Baca juga: Dana Hibah Kota Bima 2022 Bertambah Jadi Rp 25 Miliar, Mendekati Tahun Politik?
Harga ini, jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga yang ditetapkan pemerintah yakni Rp14 ribu per liter.
Rani warga Paruga, Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima, merasakan keanehan dengan kelangkaan minyak goreng di Kota Bima.
Pasalnya, minyak goreng ramai dijual secara online.

Ia menduga, banyak yang memborong minyak goreng di retail modern kemudian menjualnya lagi dengan harga mahal secara online.
Baca juga: Sempat Mangkrak Puluhan Tahun, Proyek Masjid Agung Bima Masuk Tahap II, Rp10 Miliar Digelontorkan
"Tolong dong pemerintah tertibkan. Masa langka di pasar tapi online itu banyak sekali," keluhnya.
Hal senada juga diungkap Fifi, warga Melayu Kota Bima yang mengaku sebal dengan orang-orang yang seenaknya menjual minyak goreng dengan harga mahal di online.
"Aneh lah menurut kita. Online itu banyak sekali, silahkan cek," ketusnya.
Sementara itu, Diskoperindag Kota Bima yang dikonfirmasi via ponsel, tidak memberikan jawaban.
Baca juga: Enggan Bayar Utang Rp 225 Juta, Oknum Anggota Dewan di Kota Bima Disomasi Warga
Saat TribunLombok.com mendatangi kantor Diskoperindag pada pagi hari, kabid yang berwenang sedang tidak berada di tempat karena sedang sidak.
Saat dihubungi via telepon, Kabid Perindustrian dan Perdagangan Rusnah SE, tidak menjawabnya.
Saat dikirimi pesan singkat via WhatsApp, yang bersangkutan hanya membacanya tanpa memberikan balasan apapun.
(*)