Kondisi Mahasiswa NTB di Tengah Perang Rusia dan Ukraina, LPP Kirimkan Biaya Hidup Lebih Cepat
Di tengah perang antara Rusia dengan Ukraina, LPP NTB memastikan kondisi para mahasiswa di Rusia dan Polandia dalam kondisi baik.Mereka baik-baik saja
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Di tengah perang yang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina, puluhan mahasiswa Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini sedang menimba ilmu di benua Eropa.
Tiga orang penerima beasiswa NTB kini sedang kuliah di Rusia.
Sementara puluhan lainnya di Polandia, negara tetangga Ukraina yang diserang tentara Rusia.
Sebagian lagi menimba ilmu di Negara Ceko.
Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) NTB memastikan, para mahasiswa NTB di Rusia dan Polandia dalam kondisi aman.
"Mereka masih kuliah seperti biasa, masih normal, tidak ada yang terganggu karena perang ini," kata Sekretaris LPP NTB Sri Hastuti, pada TribunLombok.com, Senin 7 Februari 2022.
Baca juga: Kisah Mahasiswa India Bertahan di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Teman Tewas saat Keluar Cari Makanan
Baca juga: Sebut Presiden Rusia Vladimir Putin Harus Dibunuh, Senator AS Ini Dikecam
Meski Polandia bertetangga dengan Ukraina, namun lokasi perang dengan kampus tempat mereka kuliah cukup jauh.
Sehingga perang yang terjadi di Ukraina tidak terlalu dirasakan dampaknya oleh para mahasiswa NTB di sana. Baik di Rusia maupun Polandia.
"Kalau ke Ukraina, kami tidak mengirim penerima beasiswa ke sana," jelas Tuti.
Polandia dan Ukraina merupakan negara-negara merdeka yang memisahkan diri ketika Uni Soviet (sekarang Rusia) pecah.
Menyikapi perkembangan situasi di Eropa saat ini, LPP NTB terus berkomunikasi dengan pihak kedutaan dan para mahasiswa.
"Semuanya masih baik-baik saja," ujar Tuti.
Tiga mahasiswa NTB yang berada di Moskwa, Rusia juga dalam kondisi baik-baik saja dan cukup aman.

Mereka adalah Taufikurrahman, Imam, dan Andri.
Dalam gambar yang dikirim para mahasiswa ini ke LPP NTB, tampak mereka menikmati suasana musim dingin di negara tersebut.
Mereka kuliah di Saint Petersburg University dan ITMO University.
"Kami sudah komunikasi dan menyatakan dalam kondisi baik di Rusia," ujarnya.
Hanya saja, karena adanya sanksi negara-negara Eropa kepada Rusia, membuat mahasiswa khawatir.
Terutama setelah anjloknya mata uang Rusia rubel setelah negara-negara sekutu di Eropa memblokir akses bank-bank Rusia dari sistem pembayaran global atau Society for Worlwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).

Untungnya hal itu tidak mempengaruhi nasib para mahasiswa Indonesia. Mereka masih bisa tetap melakukan transaksi karena menggunakan sistem salah satu bank milik BUMN Indonesia.
"Jadi mahasiswa kita di sana masih bisa melakukan transaksi," katanya.
Mengingat situasi sedang tidak menentu di kawasan Eropa, LPP NTB pun melakukan beberapa upaya untuk membantu para mahasiswa.
Sehingga biaya hidup para mahasiswa di Rusia dikirim lebih awal. Dana yang seharusnya dikirim April dikirim bulan Maret untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Supaya mereka ada persediaan untuk belanja kebutuhan hidup sehari-hari di sana," katanya.
(*)