PKS NTB Sebut Penundaan Pemilu 2024 Bertentangan dengan Konstitusi

Wacana penundaan Pemilu 2024 yang dilemparkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mendapat penentangan dari banyak kalangan karena tak sesuai konstitusi.

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Sirtupillaili
Istimewa
Ilustrasi 

"Kalau alasannya pemilu ditunda karena recovery ekonomi pascapandemi, sekalian saja Jokowi tiga periode, karena dua periode ini saja tidak cukup. Khawatirnya nanti ganti pemimpin, ganti kebijakan lagi yang mempengaruhi proses recovery itu," jelasnya.

Walau demikian, ia mengatakan agar indeks demokrasi di era kepemerintahan Jokowi tetap perlu dievaluasi.

Menurutnya hal tersebut berkaitan dengan mendominasinya tokoh-tokoh berlatar kepolisian dan tentara di jajaran kepemerintahan.

"Sementara bicara partai politik semua ideologinya sama," sambungnya.

Baca juga: Tolak Wacana Penundaan Pemilu 2024, Surya Paloh: Parpol Harus Taat Konstitusi

Ia membandingkan konteks demokrasi di Amerika yang diisi oleh partai Demokrat dan Republik selaku representasi dua ideologi berbeda, yakni liberal dan konservatif.

"Kalau di Indonesia partai politik sama saja, tidak ada perubahan. Saya rasa kita butuh penyegaran," tutupnya.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar saat menghadiri penyerahan bantuan peduli Covid-19 dikantor DPP PKB di Jakarta Pusat, Minggu (17/5/2020). Penyerahan bantuan 300 ribu paket sembako dan 1 Juta masker diserahkan PKB secara simbolis melalui DPW PKB seluruh Indonesia.Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar saat menghadiri penyerahan bantuan peduli Covid-19 dikantor DPP PKB di Jakarta Pusat, Minggu (17/5/2020). Penyerahan bantuan 300 ribu paket sembako dan 1 Juta masker diserahkan PKB secara simbolis melalui DPW PKB seluruh Indonesia.Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA) (Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA))

Dikutip dari Tribunews.com, alasan Muhaimin Iskandar mengusulkan wacana tersebut karena mengacu pada analisis big data perbincangan di media sosial, bahwa dari 100 juta subyek akun di media sosial, sebanyak 60 persen mendukung penundaan pemilu dan 40 persen menolak.

Wakil Ketua DPR RI itu juga sebelumnya melakukan pertemuan tertutup dengan pelaku UMKM dan para pebisnis yang menghasilkan diskusi bahwa, recovery ekonomi nasional masih belum efisien.

Berdasarkan berbagai pendapat yang diterimanya itulah, Cak Imin, akrab politisi tersebut, menilai pemilu perlu ditunda.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved